Ekonom Unika Atma Jaya Jakarta Sebut Pembatalan Rencana Impor Beras sudah Tepat
Rosdian Sijabat. |
Rosdiana
Sijabat, Ekonom Unika Atma Jaya Jakarta, mengapresiasi kebijakan Pemerintah
Indonesia membatalkan rencana impor 1 juta ton beras. Menurutnya, pembatalan oleh
pemerintah itu sudah tepat.
Rosdiana
menyebut ada banyak alasan mengapa pentingnya pemerintahan Jokowi menolak
rencana impor. Pertama, Indonesia belum termasuk salah negara masa
minus atau pada kondisi genting stok beras nasional.
Stok beras sesuai data bulog berkisar 1,4 juta ton, dan penyerapan
gabah dari petani pada masa panen rata tahun ini
jau lebih baik dari tahun lalu.
Kedua, sektor
pertanian mampu tumbuh positif ditengah pandemi Covid-19. Berperan
menjadi penopang perekonomian.
“Sementara hampir semua sektor lain mengalami kontraksi,” kata Rosdiana dalam
keterangan tertulisnya yang diterima redaksi brindonews, Selasa, 6 April.
Rosdiana
mengatakan sudah seharusnya pemerintah memberi stimulan lebih pada sektor
pertanian nasional. Misalnya dengan tidak
melakukan impor beras mana kala stok beras nasional tidak dalam kondisi darurat.
“Dengan
demikian, petani beras tidak akan terimbas dampak impor, dan efek positif pada sektor pertanian non-bahan
makanan lainnya masih dapat dipertahankan,”
ujarnya.
Sedangkan
alasan ketiga, lanjut
Rosdiana, proyek mega bendungan di era Presiden Jokowi menunjukkan komitmen
pemerintah membenahi sektor pertanian dan memperbaiki indeks pertanian, terutama termasuk padi.
Proyek
ini, sambung Rosdiana, juga mendukung tercapainya ketahanan pangan dan
ketahanan air nasional.
“Jadi
kalau kita masih impor beras, maka
nilai investasi pembangunan bendungan itu menjadi tidak optimal. Memang yang namanya impor (termasuk
bahan makanan), tentu ada pemburu rent yang
rent seeking behaviour, dan itu selalu ada. Tapi tergantung pemerintah untuk mengendalikannya”.
”Saya
masih yakin pemerintah Jokowi melihat sektor pertanian kita masih bisa menjadi andalan, dan itu sudah
terbukti di masa pandemi ini, dimana kita tidak mengalami darurat pangan, harga bahan
pangan juga masih terkendali dengan baik,”katanya. (red)