Brindonews.com
Beranda Daerah Peristiwa Demo di Ternate Ricu, Polisi Tembak Gas Air Mata ke Kerumunan Mahasiswa

Demo di Ternate Ricu, Polisi Tembak Gas Air Mata ke Kerumunan Mahasiswa

Situasi ketika ricuh pecah di Kota Ternate. (Brindonews/Idham Aswad)

TERNATE, BRN – Aksi unjuk rasa gabungan mahasiswa dari perguruan tinggi di Kota Ternate berakhir saling bentrok dengan aparat kepolisian di areal menuju Kantor DPRD Ternate di Kelurahan Kalumata, Senin 1 September. 

Bentrokan mulai pecah ketika terjadi lemparan batu dari massa aksi ke arah aparat kepolisian yang siaga mengamabkan unjuk rasa. Batu dan botol air mineral yang menghujani ke aparat kebudian dibalas dengan tembakan gas air mata ke ratusan pendemo.  





Aparat kepolisian melepaskan tembakan gas air mata sedikitnya lebih dari tujuh kali ke arah mahasiswa. Selain gas air mata, polisi juga menggunakan water cannon untuk membubarkan mahasiswa.

Polisi menembakkan gas air mata setelah beberapa menit terjadi saling lempar batu dengan mahasiswa. Langkah polisi ini berhasil memukul mundur mahasiswa. Massa tidak berhasil masuk ke halaman kantor DPRD Ternate. 

Demonstrasi di depan kantor DPRD Ternate ini sempat menjadi tontonan warga sekitar. Warga Kelurahan Kalumata memadati halaman depan kantor DPRD untuk menyaksikan demonstrasi tersebut.





Beberapa menit setelah polisi pukul mundur, sejumlah mahasiswa tampak memilih balik ke kantor DPRD untuk melanjutkan aksi. Polisi dari Polres Ternate dan Polda tak henti bersiaga. 

Massa yang merupakan gabungan Cipayung Plus dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) itu mulai berorasi di depan kantor DPRD sekira pukul 10.00. Dalam aksi tersebut, massa aksi menyampaikan beberapa tuntutan, salah satunya menyesuaikan dengan tuntutan aksi nasional, yakni menuntut Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dicopot. 

Selain itu, massa aksi juga mengingatkan ke anggota DPRD Kota Ternate supaya tidak memamerkan kehidupan mewah di saat kemiskinan di Maluku Utara belum teratasii dengan baik. Massa aksi juga tidak sepakat jika gaji DPR RI dan DPRD provinsi serta kabupaten/kota dinaikkan. Alasannya, situasi perekonomian di Indonesia tidak stabil, jumlah pengangguran masih tinggi dan kemiskinan kian bertambah.





Pada aksi ini, massa dari mahasiswa sempat saling dorong dengan ratusan polisi yang berjaga-jaga di kantor DPRD. Bermula dari saling dorong, kedua pihak terbawa emosi hingga terjadi saling lempar batu. 

Sementara itu, satu jam sebelum mahasiswa tiba, puluhan ojek online atau Oojol lebih dulu melakukan demonstrasi. Aksi puluhan massa ojol itu bagian dari solidaritas menuntut ditegakkannya keadilan atas meninggalnya Affan Kurniawan di Jakarta beberapa hari lalu yang digilas mobil brimob. (tim)





Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan