Brindonews.com
Beranda News Cerita Penderita ‘Sindrom Rambut Susah Disisir’

Cerita Penderita ‘Sindrom Rambut Susah Disisir’

Penderitaan Shilah Yin. Bocah (foto ist)


Jakarta
,
 BRINDOnews.com  Pasti mengesalkan ketika Anda harus mengalami bad
hair day.
 Kondisi
rambut lepek, gatal, berketombe, ataupun susah disisir membuat Anda pasti
merasa kesal, apalagi kalau di hari itu ada janji penting. 

Namun ‘penderitaan sehari’ itu mungkin bukan masalah besar dibandingkan dengan
penderitaan Shilah Yin. Bocah perempuan berusia tujuh tahun ini adalah satu
dari 100 orang di dunia yang memiliki kondisi yang disebut sindrom rambut yang
tak bisa disisir atau uncombable hair syndrome. 





Seperti namanya, sindrom ini membuat rambut bocah asal Melbourne, Australia ini
sangat sulit untuk disisir. Alih-alih tumbuh ke bawah, rambut Shilah Yin justru
terlihat mencuat ke atas. Rambutnya terlihat ‘keluar’ dari kulit kepala dan
tumbuh ke berbagai arah serta tak bisa disisir rata. 


Dibandingkan dengan buah, rambutnya ibarat stroberi, sedangkan dibandingkan
dengan tokoh, rambutnya terlihat ibarat John Banting ataupun Mad Hatter di
Alice in Wonderland. 

Rambut pirang jabriknya tumbuh sejak dia berusia 3 bulan. Sejak saat itu
rambutnya mulai tumbuh lurus dan tak beraturan. 





Shilah sendiri melihat kondisi yang tak biasa sejak dia berusia 4 tahun. Sejak
saat itu dia pun mendapatkan perhatian dari anak-anak dan orang dewasa lainnya.
Dia pun sempat merasa tak enak, tapi orang tuanya menyebut bahwa rambut itu
adalah keistimewaannya, dia pun mulai ‘memeluk’ tampilannya yang unik ini. 

“Shilah suka rambutnya yang unik, tapi itu berasal pemahaman positif
keluarga dan temannya,” kata ibunya, Celeste Calvert Yin kepada Today,
dikutip dari Oddity Central.

“Saat kecil, gadis-gadis kecil sering menyebut dia seperti unicorn karena
dia begitu istimewa dan unik sepertinya. Itu membuat kami menangis.”





Rambut Shilah benar-benar sulit disisir.
Untuk membuatnya terlihat rapi, ibunya harus menyemprotkan cairan antikusut
setiap pagi. Sang ibu harus menyisir rambut Shilah dalam waktu lama, antara
10-20 menit. Dia menyisir perlahan dengan sisir lembut besar. 




Ayahnya kemudian mengeringkan dan menggulung rambutnya agar
terlihat cantik dan mengembang. Shilah pun menyukainya. 

Keluarga ini awalnya tak tahu kalau Shilah memiliki sindrom rambut tak
bisa disisir sampai tahun lalu. Namun demi memberi informasi dan edukasi pada
orang-orang yang bernasib sama, mereka pun membagikan perjuangannya lewat
Instagram. 





Sejak diunggah ke Instagram, banyak orang yang tak percaya
dengan kondisi Shilah. 

“Tapi kami katakan, buka saja di internet dan Anda akan
melihatnya.”

Berdasarkan National Institute of Health, sindorm rambut tak
bisa disisir ini muncul saat seseorang masih anak-anak. Kondisi ini lebih
sering muncul pada anak-anak yang memiliki rambut pirang. 





Kondisi ini dipengaruhi oleh kondisi genetik. Namun sampai
saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan sindrom tersebut. Hanya saja,
pada beberapa kondisi, fakta menyebutkan bahwa kondisi sindrom akan membaik
setelah anak beranjak dewasa. (cnn)

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan