Dugaan Mark-up Jembatan Kramat Menguak

![]() |
Ilustrasi pekerjaan jembatan |
TALIABU, BRN –
Warga Desa Kramat, Kecamatan Taliabu Barat, Pulau Taliabu menggelar aksi
unjukrasa di kantor pemerintah desa (pemdes) setempat, Kamis (15/8). Warga
meminta pemdes transransi soal pekerjaan jembatan.
Koordinator
aksi Dayanudin menduga ada mark-up
pada pekerjaan tersebut. Ini ditemukan harga belanja material sebagaimana
tertuang dalam RAB. “Di RAB harga batu Rp. 605.000 per kubik namun realisasinya
hanya Rp. 300.000 per kubikasi,” katanya.
Bukan
hanya dugaan mark-up saja, lelaki
yang kerap disapa Dayan ini menyebut ada dugaan tindak pidana korupsi pada
bantuan warga usia lansia dan upah buru pabrikasi semen. “Sampai sekarang warga
lansia belum terima bantuan itu. Kalau upaha ini pemdes hanya membayar 20 ribu
rupiah padahal seharusnya Rp 50.000. Total mark-up
pekerjaan jembatan berkisar lebih dari 70 juta rupiah,” katanya.
Ketua
BPD Desa Kramat, Hasmiati mengakui tidak pernah memegang baik dokumen APB-Des
Kramat. “ Akibatnya saya tidak bisa control lebih jauh karena saya tidak punya
pegangan,” akuinya.
Agar
bisa mengontrol, Hamiati meminta kepada kepala desa memberikan arsip APB-Des. Ini
bermaksud supaya fungsi controlnya jelas.
Hingga
berita ini di publish, Kepala Desa Kramat belum berhasil di konfirmasi. (her/red)