Brindonews.com
Beranda Daerah Warga Darpan Tolak Direlokasi

Warga Darpan Tolak Direlokasi

Para warga menolak mereka direkolasi. Aksi dilakukan ini sebagai ketegasan mempertahan rumah mereka tetap bertahan/Ilustasi.Foto: google.com

MOROTAI, BRN– Upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab)  Pulau Morotai merelokasi puluhan warga desa
Daruba Pantai (Darpan) mendapat tolakan warga setempat. Relokasi dilakukan
untuk pembangunan Water Front City (WFC) ini bakal berbuntut panjang. Pasalnya,
sebagian warga yang lahannya masuk dalam area pembangunan WTC menolak untuk
direlokasi.

Sebelumnya, Kepala Dinas (Kadis) Pemukiman
dan Perumahan (Perkim) Pulau Morotai, Ahlansany Beolado mengklaim warga yang
berdomisili diarea tersebut sepakat untuk direlokasi. Namun, pertanyataan Kadis
Perkim itu tidak sesuai dengan faktanya dilapangan. Para warga yang berdomisili
diarea tersebut justru menolak untuk direlokasi. Terbukti, beberapa spanduk
yang bertuliskan “Tolak Reklamasi, Torang Masyarakat Darpan Bersikap Keras”
mulai terpasang di beberapa titik jalan, salah satu dijalan pertigaan desa
Daruba Pantai yang tidak jauh dari area WTC dibangun.





Salah satu spanduk  yang terpasang dijalan pertigaan desa Daruba Pantai. Pemasangan spanduk yang bertuliskan “Tolak Reklammasi” ini sebagai buntut dari kekecawaan warga karena tidak menerima kebijakan Pemkab Morotai yang merelokasi mereka. Foto: Iki/BRN

Kepala Desa Daruba, Abdul Rauf Tarawi saat
dikofirmasi mengaku telah diadakan pertemuan antara pemerintah dan pemilik
rumah. Namun pertemuan itu belum menghasilkan kesepakatan antara untuk
relokasi. “ Berdasarkan hasil rapat belum ada hasil akhir, nanti ada rapat
lanjutan,” ucap Abdul saat ditemui dikediamannya, Minggu (5/8).

Disinggung mengenai siapa yang memajang baliho/spanduk
penolakan relokasi, dia mengaku tidak mengetahui siapa dibalik pemasangan
spanduk di jalan pertigaa desa Daruba Pantai yang tidak jauh dari area WTC
tersebut. “ Saya juga tidak tau siapa yang pasang,” cetusnya.

Menurutnya, alasan warga enggan direlokasi
karena rumah yang mereka tempati merupakan sumber mata pencaharian bagi
keluarga. Mayoritas warga yang bersomisili diarea tersebut berprofesi sebagai
nelayan. 





Kendati pembangunan WFC saat ini menjadi polimik, Kades
berharap persoalan itu secepatnya diselesaikan, sehingga tidak mengakibatkan
lambatnya pembangunan WTC. “ Sebagai pimpinan Desa, saya berharap persoalan ini
secepatnya seleesai.  Intinya tidak
merugikan warga,” terangnya sembari berjanji bakal memfasilitasi hingga
persoalan ini tuntas.  (Fix)

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan