Brindonews.com
Beranda News Tekan Angka HIV/AIDS, Dinkes Malut Bentuk KPA

Tekan Angka HIV/AIDS, Dinkes Malut Bentuk KPA

Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Malut, dr. Andi Sakurawati

TERNATE, BRN – Tingginya
angkat penderita Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome
(HIV/AIDS)
di Kota Ternate dan Tobelo Halmahera Utara mendorong
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Maluku Utara terus berupaya menekan angka
HIV.

Salah satu upaya dilakukan saat ini membentuk
Komisi Pengangulangan Aids (KPA) di sepuluh kabupaten/kota di Maluku Utara. KPA
ini
bertujuan
untuk meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS yang lebih
intensif, menyeluruh, terpadu dan terkoordinasi
.





“ Didalam KPA ini semua lintas sektor terkait
masuk kedalam termasuk misalnya Dinas Sosial (Dinsos). Karena kita tahu, ini
tidak murni orang kesehatan, tetapi banyak unsur yang harus terlibat,” kata Kepala
Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Malut, dr. Andi Sakurawati,
Kamis (4/10).

Melalui KPA ini bagaimana lintas sektor
terkait bisa bersama-sama menanggulangi tingginya angka penderita HIV/AIDS. Adanya
pembentukan KPA ini nantinya memberikan informasi kepada masyarakat mengenai
pencegahan.

“ Misalnya BPMD, melalui ibu-ibu PKKnya bisa mensosialisasi
ke masyarakat bagaimana pentingnya mencegah terutama menghindari perilaku
beresiko (ganti pasangan). Karena perilaku beresiko ini memungkinkan penularan
HIV/AIDS,” ujarnya.   





Kendati begitu, Sakurawati mengaku saat ini beberap
KPA di kabupaten/kota tidak terlalu aktif. Pergantian kepala daerah sering kali
menyebab KPA tidak berjalan aktif. Saat ini, kata dia, KPA paling aktif dari
sepuluh kabupaten/kota yakni KPA di Kota Ternate.    

“ Mungkin bergantinya kepala daerah, tetapi
ada beberap KPAnya aktif, salah satunya Kota Ternate,” katanya.

MenurutNYA,
data tersebut sebenarnya seperti fenomena gunung es. Jumlah kasus yang tidak
tercatat diperkirakan lebih dari itu. Untuk menurunkan angka kasus HIV/AIDS di Malut,
ada rumus ABCDE yang selama ini disosialisasikan sebagai cara pencegahan
HIV/AIDS. A adalah (abstinace)
adalah tidak berhubungan seks di luar nikah (ganti pasangan),  B
(be faithful) adalah saling setia pada pasangan. C (condom), yaitu penggunaan kondom saat berhubungan seksual.
Penggunaan kondom ini dinilai sangat efektif mencegah penularan HIV.





D (don’t use drugs) atau tidak memakai narkoba. Kasus penularan
HIV juga banyak terjadi pada pengguna napza suntik secara bergantian. – Terakhir,
yaitu E (equipment) yang artinya
menggunakan peralatan steril,” katanya. (eko/red)

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan