Perangi Hoax, KAJIH Malut Gandeng Pihak Terkait

![]() |
Foto: KAJIH Saat Pose Bersama Polda dan KPU Malut |
TERNATE, BRINDOnews.com – Memperingati Hari Pers Nasional (HPN) ke 18, Komunitas Jurnalis Hukum dan Kriminal (KAJIH) Maluku Utara (Malut) gelar kegiatan dengan tema “Perangi Hoax Menuju Pilkada Damai 2018” yang di fokuskan di Taman Nukila Minggu (11/2/2018).
Rangkaian kegiatan tersebut diawali dengan senam zumba bersama warga sebelum dibuka dengan resmi oleh Kapolda Malut Brigjen Pol Achmad Juri. Dan turut dihadiri, Danrem 152 Babullah yang diwakili, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Malut Syahrani, Somadayo, Dandim 1501 Ternate, Letkok Inf. Abdul Rajak Rangkuti, Kapolres Ternate, perwakilan Danlanal Ternate serta pejabat utama Polda Malut.
Ketua KPU Malut, Syahrani Somadayo dalam sambutanya megatakan, pers memiliki peran besar dalam sejak zaman kolonialisme, yang membakar serta menyatukan rakyat Indonesia melalui pemberitaan. Untuk itu lanjutnya, di momentum Pilkada pers harus membangkitkan masyarakat untuk menolak politik uang serta meminimalisir isu sara.
Dia tidak menepis akan isu suku agama dan ras (sara) selalu bertebaran di medsos. Isu hoax tersebut kata Syahrani hanya bisa diantisipasi dengan berita profesional dari media. “Masyarakat lebih percaya pers daripada isu di medsos,” tandasnya.
![]() |
Foto: Kapolda Malut, Brigjen Pol. Achmad Juri Saat Menandatangani 1000 Tanda Tangan Perangi Berta Hoax |
Sementara Kapolda Malut Brigjen Pol. Achmad Juri menuturkan, melalui hari pers ini, media bisa mengawal pemerintah dan lembaga negara untuk memenuhu tujuan negara yakni melindungi segenap bangsa dan turut serta mencerdasakan bangsa.
Kata dia, saat ini media sosial masih sering dijadikan oleh oknum tertentu untuk menyebar informasi palsu terutama pada memontem pemilu. Meski begitu kata Achmad media masih menjadi rujukan informasi yang benar karena mengedepankan kebenaran melalui konfirmasi.
“Di momen yang baik, setidaknya rekan-rekan media bisa menjadi rujukan konfirmasi kebenaran informasi yang ada di Malut dan kita harus perangi hoax,” tegasnya.
Menurut Achmad memerangi hoax harus di mulai dari diri sendiri terutama dalam bersikap. Dengan selalu mengendenpakan kepala dingin, dan pertama dari diri kita, jangan membuat tulisan yang sara.
“Ini untuk orang-orang yang pengecualian tadi saya peringatkan agar bisa menahan diri dan tidak menyebarkan isu-isu yang tidak benar, karena ancaman hukumannya 5 tahun,” tegasnya.
Sementara itu, Dewan Pembina KAJIH, Irman Saleh mengatakan, eksistensi seorang jurnalis terletak pada tulisannya. Untuk itu, kata Irman, wartawan memiliki tanggung jawab sebagai media agar tetap mengendepankan independen dalam pemberitaan.
Dia berharap melalui momentum peringatan HPN wartawan bisa menjadi media yang mendamaikan. “Saya tekankan kepada wartawan pemula untuk selalu menjaga netralitas serta tidak mudah menangkap isu yang memberi dampak terhadap masyarakat,” pungkasnya. (Shl/red).