Brindonews.com
Beranda Advertorial Diskominfosan Malut Usulkan Sejumlah BTS

Diskominfosan Malut Usulkan Sejumlah BTS

SOFIFI,BRN Indonesia Timur
merupakan wilayah memiliki jumlah Blank spot (Titik Kosong)
terbanyak. Provinsi Maluku Utara, adalah salah satu wilayah tersulit dalam
penyediaan  jaringan internet. Hal itu karena daerah yang dikenal dengan
Bumi rempah-rempah ini merupakan daerah Kepulauan.





Saat kunjungan Menteri Kominfo, Rudiantara ke Maluku Utara,
Januari 2019 lalu, mengatakan harus ada interkoneksi jaringan, menyusul sering
adanya gangguan internet di daerah ini beberapa waktu lalu.  Salah satu
penyebab gangguan itu adalah kabel optik bawah laut milik Telkom terputus.

Layanan penyediaan akses internet merupakan salah satu program USO
(Universal Service Obligation) atau kewajiban pelayanan universal di
bidang telekomunikasi dan informatika yang bertujuan untuk memudahkan
masyarakat yang berada di daerah 3T (Terluar, Terdepan dan Tertinggal) dalam
mengakses jaringan internet dan telekomunikasi, Dengan penyediaan layanan itu
dapat mengurangi kesenjangan telekomunikasi. BAKTI (Badan Aksessibilitas dan
Informasi)   juga memfokuskan pada layanan selular dasar didaerah
yang belum mendapat sinyal selular. Selain itu juga merupakan upaya Kementerian
Kominfo dalam menjamin konektivitas broadband (pitalebar)
nasional melalui USO tersebut.

Terkait penyediaan Base Transceiver Station (BTS),
Sejak Oktober 2016, BAKTI telah menghidupkan (on-air) sejumlah BTS
di wilayah blank spot telekomunikasi di sepanjang perbatasan
Indonesia, dan terus meningkat. Target total blankspot sejak
tahun 2015 sampai tahun 2019 ini sebanyak 575 titik yang tersebar di seluruh
wilayah Indonesia. Termasuk di beberapa wilayah Maluku Utara, seperti Kabupaten
Pulau Morotai, Halmahera Selatan, Pulau Taliabu dan Halmahera Barat.





Dalam kaitan dengan penyediaan, Dinas Kominfo dan Persandian
Provinsi Malut pada Juni 2019 lalu, telah melakukan pendataan blank
spot
 di Kabupaten Pulau Morotai, Halbar, Halsel, Haltim, Kepulauan
Sula dan Pulau Taliabu. Hasil pendataan tersebut dijadikan dasar acuan
pengusulan pembangunan BTS, ke Badan Aksesibilitas dan Informasi (BAKTI),
Kementerian Kominfo RI.

“Selain pendataan, kami juga telah menghimpun data Puskesmas dan
sekolah-sekolah didaerah 3T, yang selanjutnya telah diusulkan ke BAKTI,
Kemenkominfo pada Program penyediaan akses Internet.” demikian seperti yang
dijelaskan Kabid Infrastruktur dan Teknologi Informasi, dan E-Government, Drs.
Iksan RA. Arsad, M.Si.

Sementara itu,di  Kabupaten Pulau Morotai, pada tahun 2018
telah di rampung BTS sebanyak 29 unit, yang tersebar di 5 (lima) kecamatan, dan
sudah on-air, sehingga dapat di akses dan dinikmati oleh
masyarakat.





Adapun pada tahun 2019 telah diusulkan kembali penambahannya
kurang lebih 16 unit BTS. Sedangkan di kabupaten Kepulauan Sula pada Desember
2018 lalu, telah diselesaikan pembangunan BTS di sejumlah daerah blank
spot, 
di 3 kecamatan.

“ Adapun untuk Kabupaten Halbar tahun ini sedang di bangun 8 unit BTS serta 16
titik layanan akses internet. Sedangkan program penyediaan layanan akses
internet diprioritas pada titik-titik vital seperti sekolah – sekolah dan
puskesmas – puksesmas yang berada di daerah-daerah terluar, terdepan dan tertinggal
(3T),” tutupnya (adv/ces)





Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan