BPKAD-Inspektorat Temukan Kerugian Rp5 Miliar Aset Wisata Pulau Plun
Ilustrasi mengitung unag. |
HALTIM, BRN – Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daeah atau BPKAD Halmahera Timur menemukan
kerugian lebih dari Rp.5 miliar pada sejumlah aset wisata di Pulau Plun. Temuan
tersebut setelah bagian aset BPKAD bersama inspektorat mengidentifikasi
dan mendata aset wisata Pulau Plun pada 20 Agustus kemarin.
Kepala Bidang Aset
BPKAD Halmahera Timur Syeane Seba menyatakan, total temuan atas identifikasi
dan pendataan aset wisata tersebut mencapai Rp.5.122,271,90,-. Hasil perhitungan
meliputi dua unit jembatan, satu speedboad, enam kasur tidur, peralatan selam,
lampu hias dan tiga mess pariwisata plus sebagian
aset yang dinyatakan hilang dicuri orang.
“Yaitu jembatan
setapak dan jembatan perahu. Semnetara mess pariwisata sendiri dikategorikan
sudah rusak berat,” sebut Syeane, Selasa, 24 Agustus.
Syeane mengatakan
hasil audit investigasi yang dikeluarkan itu belum termasuk aset hibah pihak
ketiga. Diantaranya dua bangunan mess pariwisata dan satu bangunan resto yang
dihibah PT. Aneka Tambang atau Antam.
“Termasuk dua speed
zetsky pinjam pakai oleh Pemerintah Provinsi Maluku Utara kepada Pemerintah Halmahera
Timur. Yang belum teridentifikasi dan belum terkaver dalam data bagian aset
daerah lebih lanjut dikroscek ulang sampai memastikan dimana keberadaannya. Kendalanya
adalah OPD terkait tidak pernah serahkan berita acara atau semacam laporan
kehilangan kepada bagian aset, makanya kami pun tidak tahu,” terangnya.
Syeane belum
bisa memastikan apakah bebarapa aset wisata yang rusak bisa dilelang atau
tidak. Begitu juga pemutihan sejumlah aset yang hilang.
“Karena kuasa
penggunanya ada di OPD terkait. Yang rusak nanti kami reklas ke aset untuk
dilakukan penghapusan, sedangkan untuk aset hilang nanti kami minta dari OPD
terkait agar buat berita acara kehilangan untuk proses penghapusan. Kalau
barang rusak disimpan nantinya berpengaruh padah neraca,” ujarnya.
Tidak Ada Kepentingan
Syeane
menyatakan total R.5 miliar lebih tersebut merupakan murni perhitungan sesuai
hasil hitung sejumlah aset wisata di Pulau Plun. Ia membantah jika
ada pihak yang mengait-ngaitkan dengan kisruh Kepala Dinas Pariwisata
dan Sekertaris Daerah Halmahera Timur, Hardi Musa-Ricky Chairul Ricfat.
“Ini karena
sudah mencuat ke media, makanya kami turun pendataan dan menginventarisir ulang
aset daerah. Bukan menjatuhkan salah satu pihak, bukan juga menjawab persoalan
kisruh.
Kendati begitu, Syeane
menyebut identifikasi dan pendataan aset berawal dari inisiatif bagian aset. (mal/red)