Mohctar Adam: Pemda Harus Libatkan BUMD

![]() |
Mohctar Adam |
TERNATE,BRN – Anjloknya
harga kopra beberapa bulan terakhir di membuat dosen Fakultas Ekonomi Unkhair
Ternate, Mohctar Adam angkat bicara. Menurut dia, jika harga kopra terus
dibiarkan seperti ini, dipastikan petani/perajin kopra tidak lagi memproduksinya.
Mohctar mengatakan, pemda baik kabupaten maupun
kota mestinya memahami kondisi saat ini. Kuatirnya, dampak buruk ini akan memengaruhi
mahasiswa yang orang tuanya petani kelapa berhenti sekolah.
Kata dia, harga kopra di pasar dunia saat ini
sebesar $623 per ton. Situasi ini bila di konversi dengan kurs Rp. 15.000, maka
harga pasar dunia saat ini dikisaran Rp 9.345 per kilogram. Sedangkan harga di
Surabaya sebesar Rp 7.900 per kilogramnya, sementara harga kopra di Ternate Rp
4.000 per kilogram.
Harga kopra turun menjadi Rp 2.300 per
kilogram tidak sebanding dengan cara membuat kopra di lapangan. Mulai dari
tahap pembersihan lahan sampai pada pengasapan.
“ Setidaknya melibatkan banyak angkatan
kerja, dan biaya produksi yang mahal, sehingga untuk produksi kelapa dengan
harga dibawah Rp 5.000 per kilogram tidak akan memberikan penghasilan yang
layak bagi petani kopra,” katanya.
Ia menyarakan kepada pemerintah daerah agar
melibatkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) membeli atau menjadikan BUMD sebagai
pengepul kopra yang dananya bersumber dari penyertaan modal dari pemda. Solusi
jangka pendek ini di yakini bisa mengatasi buruk harga kopra.
Selain menjadi solusi jangka pendek, juga dapat
mengatasi efek kemiskinan dan pengangguran tahun ini hingga dengan quartal tiga.
Pemda dapat menugaskan kepada BUMD untuk membeli kopra dengan harga Rp 5.500
per kilogram dan bisa langsung jual ke Surabaya di kisaran harga 7.900 per
kilogram.
Sehingga selisih Rp 2.400 per kilogram dari biaya
angkut Rp 1.000 per kilogram, operasional Rp 400 per kilogram. Dengan begitu BUMD
masih berpotensi untung Rp.1.000 per kilogram. “ Artinya, Pemda masih bisa
mendapatkan rata-rata Rp 500 per kilogram dari laba BUMD, sehingga Pemda tidak
perlu ragu untuk melakukan penyertaan modal ke BUMD untuk membeli kopra hasil
petani,” katanya. (Mal/red)