Brindonews.com
Beranda News Helmi: Manuver Politik NasDem Belum Tentu Berpengaruh

Helmi: Manuver Politik NasDem Belum Tentu Berpengaruh

HELMI ALHADAR

TERNATE, BRN– Akademisi Universitas Muhammdiyah
Maluku Utara (UMMU), Helmi Alhadar menilai, manuver Ketua Umum Partai Nasdem
Surya Paloh dengan mengusulkan pemotongan gaji 50 persen DPR RI Fraksi NasDem,
merupakan langkah cerdas dan patut diapreasiasi masyarakat.

Menurut Helmi, gerakan cepat di bidang politik ini menunjukan
kepekaan atau solidaritas para politisi Nasional Demokrat (NasDem) terhadap
kondisi masyarakat dan negara yang tengah kesulitan, baik kesehatan, ekonomi
maupun sosial.





“Sudah pasti akan mendapat
simpati masyarakat, apalagi sekarang Indonesia sedang kesulitan dalam
menghadapi ancaman virus corona,” kata dosen Ilmu Komunikasi di UMMU ini, Kamis
(2/4) malam.

Meskipun begitu, doktor
jebolan Universitas Pandjadjaran ini menganggap, manuver politik partai dengan lambang berbentuk lingkaran biru dibalut warna
jingga itu,
tidak serta merta memengaruhi hasil di Pemilu 2024 nanti. Peningkatan
suara atau kursi di parlemen boleh saja terjadi, tergantung figur yang diusung
nanti punya elektabilitas atau tidak.

Sebab, kata
dia, selain ditundanya penyelenggaraan pemilihan kepala daerah atau pilkada
2020 secara serentak, rens waktu pemilihan legislatif di 2024 masih terlalu
lama. Biasanya, tingkat keterpilihan akan sering menentukan figur yang diusung
dalam pilkada, termasuk di Pilkada Halmahera Selatan (Halsel).





Ketokohan figur

Helmi berpendapat,
di Pilkada Halmahera Selatan NasDem boleh dibilang partai dengan mesin politik
paling efektif. Kendati begitu, faktor ketokohan atau figur masih sangat
berpengaruh dalam menentukan perolehan.

Mengapa,
kata dia, pemilih masih cenderung lebih melihat track record figur yang akan diusung, ketimbang latar belakang partai
politik. Faktor ketokohan dengan popularitas dan elektabilitas yang tinggi lebih
menentukan peluang kemenangan, atau dengan kata lain mengalahkan calon
petahana.





Ia menilai,
semua kandidat punya peluang sama untuk menang, termasuk Helmi Umar Muchsin da
La Ode Arfa yang diusung NasDem. Kemenangan akan diraih kalau memahami
kelemahan lawan, terutama petahana.

“Figur NasDem
di Halsel memiliki peluang sama dengan yang lain, termasuk incumben. Tinggal bagaimana kemampuan mengekploitasi kelemahan
lawan dan menawarkan program yang lebih menarik,” katanya.

Petahana bisa tumbang





Menurut
Helmi, Bahrain Kasuba boleh jadi kalah dalam pertarungan. Petahana akan lebih tak
punya ‘taring’ kalau pesaingnya bukan
hanya lawan yang kuat, tapi juga kompetensinya teruji.

“Contohnya
di
Pilkada DKI
Jakarta 2017.
Basuki Tjahaja Purnama – Djarot Saiful Hidayat kalah telak
dari
Anies
Baswedan – Sandiaga Uno. Contoh ini bukti, incumben
bisa kalah, sepanjang itu lawannya tangguh,” katanya.
(brn)





Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan