Apreasiasi Panen Padi Petani Tedeng di Tengah Pandemi Covid
Lokasi panen padi di Desa Tedeng, Kecamatan Jailolo, Halmahera Barat. Tampak Bupati Danny Missy didampaingi Forkompinda memanen padi secara simbolis. |
JAILOLO, RBN– Di tengah merebaknya coronavirus disease atau Covid-19
yang begitu masif, tidak mengurangi semangat petani padi di Desa Tedeng,
Kecamatan Jailolo, Halmahera Barat, Maluku Utara.
Panen raya
ditengah kehawatiran stok beras itu mendapat apresiasi dari Danny Missy. Bupati
Halmahara Barat ini sangat bersyukur kepada para petani setempat
yang suskses memproduksi beras lokal. Apalagi panen raya bertepatan dengan masa
pandemi Covid-19.
Danny mengigatkan
para petani agar tetap disiplin mengikuti protokol pencegahan virus corona
meski melakukan panen. Ikhtiar itu menurut Danny menekan angka kasus
terkonfirmasi positif di Halmahera Barat (Halbar).
“Saat
ini Halbar masih dengan jumlah kasus positif Covid-19 terkecil/terendah di
Maluku Utara. Jadi teruslah dijaga (physical
distancing) sehingga penyebaran virus di Halbar tidak lagi meningkat,” kata
Danny, saat menyampaikan sambutan sebelum panen.
Ia mengemukakan,
pengembangan pertanian harus dibarengi pembangunan industri. Ini tujuannya menghasilkan
kualiatas gabah padi yang maksimal dan berkualitas.
“Sehingga
hasil pertanian bukan saja untuk dikonsumsi tapi bisa menghasilkan uang
(dikomersilkan,” ucapnya.
Prioritaskan Sektor Pertanian
“Halmahera
Barat butuh sekitar 369 hektar sawah. Kalau ada bantuan dari pemerintah
provinsi 700 hektar, maka dari Tedeng sampai Gamtala lahan yang akan digarap sudah
sampai 1.069 hektar,” katanya.
Politisi
PDIP itu bilang, Desa Tedeng dan Gamtala akan didorong menjadi lahan garapan
padi. Benih atau bibit yang disiapkan, lanjut Danny, padi jenis unggulan yaitu 400-D
dengan hasil produksi bisa 8 ton beras.
“Kalau
1000 hektar sawah dengan perhitungan 1 hektar memproduksi 5 ton beras, maka hasilnya sudah mencapai 5 ribu ton beras.
Hasil ini tentu memenuhi kebutuhan beras di Halmahera Barat,” sebutnya.
Kepala
Dinas Pertanian Halmahera Barat, Totari Balatjai menyebutkan, terdapat beberapa
kecamatan penghasil padi. Sejumlah lokasi itu lanjut Totari, meliputi Kecamatan
Jaililo, Sahu, Sahu Timur, Ibu dan Ibu Selatan.
“Kecamatan
Tabaru dan Loloda sementara dilakukan pengembangan. Selian kami juga siapkan penanaman
100 hektar menuju panen 30 ton, sedangkan lahan lain yang sementara digarap itu
ad 100 hektar dan 69 hektar,” ucapnya.
M.
Rizal, Kepala Dinas Pertanian Maluku Utara pun sama dengan Danny Missy. Ia mengatakan,
Halmahera Barat salah satu sentral pangan yang berjalan maksimal. “Jajaran dinas
pertanian provinsi mengapresiasi kegiatan pertanian di Halbar,” ucapnya.
Jadi Daerah Penyuplai Beras
Rizal
mengatakan, kualitas padi sawah dan padi ladang masih sangat baik menenuhi sektor
pangan di Maluku Utara. Luas lahan yang digarap pun, kata dia, luas mencapai 13.500
ha.
“Padi
ladang di Halmahera Barat menjadi sentral Maluku Utara. Sejak bulan Maret,
neraca beras hanya tiga daerah yang punya beras yang saat ini masih surplus
yakni Halmahera Barat, Halmahera Utara dan Halmahera Timur,” sebutnya.
Rizal meminta
Pemerintah Halbar berperan aktif mengggalakkan gerakan menanam. Hal ini lanjut
Rizal, selain memperkuat sektor pertanian di Halbar, juga untuk memalisir defisit
beras di Maluku Utara, termasuk mencapai tujuan program kabupaten dan provinsi.
“Saya
berharap pak bupati juga bisa mendukung program pertanian, karena 2020 kami ada
bantuan benih padi sawa 700 hektar. Sedangkan di lain sisi Halbar ini juga
punya potensi memberdayakan peternakan ayam, dan di Maluku Utara produksi telur
hanya ada di Halbar. Olehnya itu kedepan kita bangun industri telur, beras dan
kelapa, sehingga ada industri yang terintegrasi yang di bangun di Halbat,” sebutnya.
(an/red)