“Alibi” Rekanan Pembangunan Masjid Loleo Jaya yang Habiskan 1,5 Miliar Lebih
Kondisi dan progres tahap II pembangunan Masjid Desa Loleo Jaya, Kasiruta Timur, Halmahera Selatan. |
TERNATE, BRN – Masyarakat Desa
Loleo Jaya, Kecamatan Kasiruta Timur, Halmahera Selatan, Maluku Utara, meminta pihak rekanan memberi kejelasan pembangunan
masjid di desa setempat.
Permintaan kejelasan pembangunan tempat ibadah itu
karena pihak rekanan tidak lagi melanjutkan proyek tersebut.
Irawan Hi. Adam
mengemukakan, pembangunan masjid di
kampung halamannya itu dikerjakan dalam dua tahap. Tahap pertama dikerjakan
oleh CV. Modern Maju Membangun di tahun 2018
dengan biaya Rp.804.492.000, dan tahap kedua dikerjakan CV. Fikram Putra di tahun 2019 dengan pagu anggaran Rp.784.298.000.
“Kalau
ditotalkan maka biayanya mencapai Rp1,5 miliar lebih. Anggaran pembangunan
masjid ini bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah atau APBD Provinsi
Maluku Utara,” kata Irawan, ketika dihubungi melalui telepon, Minggu, 8
November 2020.
Irawan
mengatakan progres pembangunan masjid belum melampaui target realisasi
pelaksanaan pekerjaan. Progres pembangunan tahap pertama dikerjakan hanya bagian
kolom, meliputi fondasi dan tiang batang vertikal
yang menyokong beban dari balok bagian atas bangunan.
Sedangkan
ditahap kedua, lanjut Irawan, hanya balok bagian atas
bangunan, dinding dan plesteran. “Itupun
dong kase nae tela pun tara samua
(tidak semua dinding tersusun bata). Mangkali
Cuma dua lirang ka, abis itu so tarada. Bahkan upah tukang dan material pun
bolom (belum) dibayar,” sebutnya.
“Torang
berharap pihak yang bertanggung jawab dalam hal ini Dinas Perkim Maluku Utara
minimalnya berikan kejelasan. Kalau memang sudah tidak bisa dilanjutkan lagi,
berikan penjelasan agar masyarakat Loleo Jaya cari akal, entah itu swadaya atau
bagaimana. Apalagi tinggal beberapa bulan lagi memasuki bulan puasa. Kasihan
masyarakat disini dong sambayang di pasar,” Irawan menambahkan.
Kondisi pembangunan masjid di Desa Loleo Jaya, Kasiruta Timur, Halmahera Selatan. |
Informasi yang
dirangkum brindonews.com menyebutkan,
pembangunan masjid yang dikerjakan oleh CV. Modern Maju Membangun dan CV. Fikram Putra itu
tanpa gambar dan rencana anggaran biaya atau RAB.
Irfan Hasanuddin dikonfirmasi membantah dugaan keterlibatan
yang menyeret namanya. Ia juga mengatakan tida tahu siapa pemilik Fikram Putra. CV.
“Maaf, saya
tidak tau dan tidak terlibat,” kata Irfan, membalas pesan WhatsApp brindonews.com, Selasa, 10
November 2020.
Ikhwal serupa dikatakan Hamdan Faruk. Hamdan beralasan kalau ia juga tidak
mengetahui pekerjaan tersebut.
“Saya tara
tau (tidak mengetahui), coba tanyakan ke dinas. Disana (dinas) akan tahu
siapa kontraktornya dan berapa persen realisasi anggaranya. Karena tahap I itu
kepala dinasnya Pak Santrani Abusama, sedangkan di tahap II itu Pak Djafar
Ismail”.
“Tapi yang saya tahu, masjid itu butuh biaya
mencapai Rp4 miliar baru selesai. Itu yang saya tahu, karena volumennya besar.
Selain itu materialnya (batu dan pasir) diambil dari Labuha,” kata Hamdan ketika
dihubungi melalui telepon, Selasa, 10 November 2020, sembari meminta pernyataannya
itu tidak diberitakan.
Baik Santrani Abusama maupun Djafar Ismail belum
berhasil dikonfirmasi. Ketika dihubungi melalui telepon nomor keduanya sedang
berada diluar jangkauan.
Hingga berita ini dipublish, Santrani Abusama (mantan
Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Maluku Utara) dan
Djafar Ismail (Kepala Dinas Perumahan
dan Kawasan Permukiman Maluku Utara) belum memberikan keterangan.
Sebelumnya Panitia
Khusus atau Pansus Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Maluku Utara menemukan
masalah di beberap proyek yang melekat di Dinas Perumahan dan Kawasan
Permukiman Maluku Utara. Beberapa proyek yang diduga bermasalah itu menguak
ketika Pansus menyampaikan Laporan keterangan Pertanggungjawaban
atau LKPJ dalam rapat paripurna di gedung DPRD Maluku Utara, Jl. Balbar, Oba Utara, Kota Sofifi, Maluku Utara, , Selasa, 30
Juni 2020.
Juru Bicara Pansus
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Maluku Utara Erwin Umar mengatakan, beberapa
proyek yang diduga bermasalah itu salah satunya pembangunan masjid Loleo Jaya
tahap II.
“Progres
fisknya baru sekitar 35 persen. Proyek ini direkomendasikan untuk dilakukan
audit perencanaan dan audit investigasi oleh Inspektorat,” kata Erwin
menyampaikan LKPJ pansus, yang dikutip di laman poskomalut.com, Selasa, 10
Novemver 2020. (red)