Silaturrahmi Antara Polda Malut, Sultan Tidore dan Mahasiswa Papua
Silaturrahim Antara, Polda Malut, Sultan Tidore dan Ikatan Mahasiswa Papua (IMP) di Raungaan Senat Rektorat Unkhair Ternate |
TERNATE BRN – Kepolisian Daerah (Polda) Maluku Utara
(Malut) bersama Sultan Tidore melukukan silaturahmi dengan Ikatan Mahasiswa
Papua (IMP) Kota Ternate yang di fokuskan di ruang senat rektorat Universitas
Khairun (Unkhair) Ternate Kelurahan Gambesi Rabu (21/08/2019).
Dalam silaturahmi tersebut di
hadiri Direktorat Intelkam (Dir Intel) Polda Malut Kombes Pol Alifian Budianto,
Sultan Tidore Husain Alting Sjah, Kepala Kampung Melanesia, Mohktar Adam, wakil
Rektor III dan Kapolsek Pulau Bacan yang
juga anak kepala suku di Papua, Iptu Mabel dan puluhan mahasiswa Papua.
Dir Intel Polda Malut Kombes
Pol Alfian di hadapan puluhan Mahasiswa Papua mengatakan di Indonesia hidup
berbangsa dan bernegara hidup memang memiliki perbedaan, Banyak sekali
perbedaan ini, di ungkit dan di permasalahkan oleh bangsa-bangsa lain, supaya
negara kita (Indonesia) ini pecah,” Ungkap Alfian.
Alfian menuturkan, banyak
sekali yang di permasalahkan, contonya di Provinsi Maluku, di profokasi
melaluli agama, dan sekarang kita di coba lagi di profokasi melalui suku, setelah
di profokasi, saat ini munculnya berita-berita yang sumbernya tidak betul
(Hoax) sehingga membuat sudara-sudara kita di Papua terprofokasi (Panas),”
Cetusnya
Sementara itu, Sultan Tidore
Husain Alting Sjah mengatakan pertemuan ini, adalah pertemuan kekeluargaan
antara kesultanan tidore dan masyarakat Papua yang ada di Ternate. Suasana saat
ini, adalah suasana kekeluargaan, karena historis Kesultaan Tidore bersama
masyarakat Papua berhubungan keluarga sudah ratusan tahun lamanya.
Ketika ia mendengar kasus
yang saat ini terjadi di Kota Surabaya dan di Kota Malang, seluruh masyarakat
Papua marah, termasuk dirinya juga merasa mara, dan mau menyuarakan.
Pose Bersama usai Pertemuan |
“Di saat ingin
menyuarakan, tetapi ada ketakutan dan pertimbangan lain, apakah permasalahan
tersebut langsung selesai, tentu tidak langsung menyelesaikan permasalahan
tersebut,” Akunya
Sultan menambahkan, pastinya
ada cara lain untuk menyelesaikan permasalahan ini, yang harus di tempuh dengan
cara yang beradap, dan penuh kekeluargaan dan kemanusiaan
“Peristiwa itu sudah
terjadi, semua orang sudah melihat, dan kita semua bisa mengambil
hikmahnya,” Pintanya.
Untuk itu Sultan meminta
untuk sama-sama menjaga rumah kita bersama, rumah yang indah ini, rumah yang
damai ini, rumah yang bernama Negara Kesatuan Indonesia (NKRI) ini.
” Ketika ada
permasalahan di rumah kita bersama, kita harus berbicara bersama, jangan kita
merusakan rumah kita, kita bersama harus menjaga rumah kita,” Cetusnya.
Sultan menegaskan, dengan
segala kemampuan dan keterbatasan ada akan melindungi keluarga papua yang ada
di Malut, karena dirinya mengatakan keluarga papua bagian dari dirinya.
“Dengan keterbatasan
yang ada, saya meminta kepada Allah SWT, tanpa di minta itu kewajiaban saya
harus turun dan menjaga keluarga papua yang ada di Negeri Moloku Kieraha, insya
allah tidak ada tetesan darah yang jatuh di Negeri ini dari tubuh kalian, kalau
sampai terjadi, akan aku persembahkan untuk keluarga papua dari diri saya,”
Tegasnya.
Di kesempatan yang sama,
Ketua Ikatan Mahasiswa Papua Kota Ternate Hendrik Ruamba menegaskan untuk tetap
aman di Negara Kesatuan Republik Indonesia apapun masalahnaya harus tetap aman
dan damai
“Yang terjadi di Kota
Malang, biarlah berakhir di Malang, dan yang terjadi di Surabaya, biarlah
berakhir di Surabaya, biarkanlah pihak yang berwajib menyelesaikan ini. Torang
samua basudara,” Tutupnya (Shl)