Jumlah Pengidap HIV di Malut Bertambah

![]() |
Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Malut, dr. Andi Sakurawati |
TERNATE, BRN – Jumlah
kasus orang dengan human immunodeficiency
virus (HIV) terus bertambah. Data sementara Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi
Malut per tahun 2018 kurang dari 1.100 sekian penderita.
Bertambahnya penderita HIV ini tidak menampik orang/penderita enggan memeriksakan diri atau cenderung tidak
mau berobat. Ditambah lagi adanya stikma di masyarakat, kalau HIV/Aids itu
penyakit kutukan yang tidak bisa disembuhkan.
“ Orang mungkin lebih cenderung tidak berobat
karna malu, kemudian orang HIV itu kalau dinyatakan positif kadang-kadang belum
bisa menimbulkan gejala, sehingga walaupun orang itu mungkin mempunyai perilaku
berisiko (ganti pasangan) tetapi tidak langsung sakit, masih melewati
perjalanan panjang, bahkan bisa bertahun-tahun (bisa 5 tahun) baru nanti
ketahuan gejalanya,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Dinkes Malut, dr. Andi Sakurawati disela-sela Workshop penguatan surveilans
pemetaan daerah fokus malaria di Hotel Muara, Kamis (4/10).
Sakurawati mengatakan, kasus HIV di Malut semakin hari semakin bertambah. Selain
terselubung, juga seperti fenomena gunung es. Artinya, kasus yang muncul ke
permukaan diyakini lebih kecil ketimbang yang sebenarnya.
“ Yang banyak itu di Kota Ternate dan
Halmahera Utara. Data sementara per tahun 2018, sekitar 1.100 lebih penderita. Yang
paling banyak menangani pasien HIV itu ada di RSUD Chasan Bosoerie Ternate dan Klinik
Hohidiai Kusuri Tobelo,” katanya.
Angka ini bisa saja berubah. Mengingat data
pengidap HIV khususnya di rumah sakit Tobelo belum menyetor atau memasukkan ke
Dinkes Malut. Jumlah ini bisa mencapai 1.500 pengidap apabila dihitung dengan
RS Tobelo. “ Penderitanya kebanyakan di usia produktif, 20-40 tahun,” ucapnya. (eko/red)