Dinas Pertanian Maluku Utara Bentuk Gapoktan Kelapa di Jailolo Selatan
Pelatihan kepemimpinan nasional tingkat II oleh Dinas Pertanian Provinsi Maluku Utara. |
JAILOLO, BRN – Dinas
Pertanian Provinsi Maluku Utara menggelar pelatihan kepemimpinan nasional
tingkat II angkatan I tahun 2021, di Aula Kantor Camat Jailolo Selatan, Senin
19 April. Pelatihan dalam rangka menindaklanjuti program Kelapa Berharga Petani
Sejahtera atau Para-para Emas yang digagas oleh Kepala Dinas Pertanian Maluku
Utara, Muhammad Rizal Ismail ini sekaligus membentuk gabungan kelompok tani
(gapoktan).
Staf Prasarana
dan Sarana
Pertanian Dinas Pertanian Maluku Utara, Hasratmenuturkan, tujuan pembentukan gapoktan
tersebut guna mendorong kesejhateraan para petani kelapa. Program ini diharapkan meningkatkan
hasil produksi kopra.
“Di
Jailolo Selatan gapoktan dibagi
empat
zona. Desa
tataleka sampai Moiso masuk zona satu, Sidangoli
sampai Tugurasi di zona dua, zona tiga mencakup Dudinga hinggaTabahijra, dan zona empat meliputiTewe, Braha, Tamadamai-Tuniku dan Lorobati,” ucapnya.
“Fokusnya barukopra hitam. Adanya kegiatan Para–para Emas iniselain mensejahterahkan, juga bisa
menghasilkan dua hingga tiga produksi. Untuk Halmahera Barat, sasarannyabukan hanya kopra hitam saja, tetapi kopra
putih dan arang
dari batok kelapa,” lanjut
Hasrat.
Hasrat mengatakan, buah
kelapa menghasilkan banyak produk turunan bernilai okonomi. Misalnya, sabut kelapa diolahmenjadi cocopeta minyak kelapa, hingga santan.
“Berharap
keberagaman produk
ini meningkatkan pendapatan,” ujarnya.
Kepala Balai Penyuluhan Kecamatan
Jailolo Selatan, Samsudin Fabanyo menambahkan, maksud menggabungkan beberapa
kelompok tani ini untuk mempermudahakses informasi, termasuk mencari peluang pasar.
“Diharapankantidak hanya bersifat seremonial saja, namun membawa dampak
positif terutama
pemanfaatan produk turunan buah kelapa,” ucapnya.
Kepala Seksi Umum Pemerintah Kecamatan Jailolo Selatan, Maslan
kamarudin mendukung adanya program Para-para Emas ini. Maslan mengatakan, wujud
Para-para Emas tidak hanya serimonial saja, tetapi butuh peran aktif penyuluh
dalam mendampingi petani.
“Sosialisasi sangat penting. Program ini akan mati suri kalau tenaga
penyuluh mengangap enteng dan tidak terlibat aktif. Karena itu, harus ada cara baru agar petani kelapa kita tidak hanya sebatas tahu tentang kopra hitam, tetapi ada
produk turunan dari kopra yang bernilai ekonomi itu membawa dampak positif,”
ujarnya. (amh/red)