Waspada Ancaman Baru yang Memaksa Relokasi Warga Dua Desa di Obi

![]() |
Foto warga Desa Sambiki yang mendeklarasikan diri menolak PT. Amzing Tabara. |
Warga Desa
Sambiki, Kecamatan Obi, Pulau Obi, Halmahera Selatanbersepakat
menolak PT. Amazing Tabara. Aksi protes berupa deklarasi itu dilakukan setelah
para warga melakukan rapat bersama.
Kehadiran perseroan yang kepemilikan saham 90 persen oleh
Bupati Morotai Benny Laos itu menurut warga seperti seorang yang hendak mencuri. Warga
menilai masuknya perusahaan tersebut tanpa sepengetahuan mereka, terutama para
petani.
PT.Amazing Tabara merupakan perusahaan pertambangan emas Pulau
Obi yang mengantongi izin usaha pertambangan atau IUP dengan nomor 502/7/DPMPTSP/XI/2018. Ijin ini mulai berlaku sejak 7 November 2018 dan berakhir
7 November 2038 dengan konsesi 4.655 hektar.
“Warga Desa
Anggai, Sambiki dan Air Mangga sangat hawatir dengan kehadiran PT. Amazing
Tabara. Tambang
bukan hanya menciptakan krisis sosial ekologis saja, tanaman tahunan seperti
cengkeh, palah dan coklat maupun tumbuhan lainnya yang sudah puluhan tahun akan
menjadi korban jika PT. Amazing Tabahara ini diizinkan beroperasi,” kata
Koordinator lapangan, Sriko
Lacapa, Rabu 27 Januari.
Sriko mengemukakan, lahan
tambang dengan seluas 4.655 hektare
yang akan di ambil sumber daya alamnya itu mengancam Desa Anggai dan Sambiki. Sebab, lanjut Sriko, dari luas
tersebut, mencakup sampai ke bibir pantai.
“Bukan hanya mengancam perkebunan warga, akan tetapi
mengancam dua perkampuang. Maka secara tidak langsung dua desa tersebut akan
diusir/dipindahkan dari tempat tinggal.Contoh hari ini kita sama-sama saksikan salah satu desa
pertama di Pulau Obi yaitu, Desa Kawasi yang dipindahkan ke Akelamo oleh PT.
Harita Group. Dan Desa Akelamo juga masuk dalam IUP konsesus, maka secara tidak
langsung warga kawasi akan dipindahakan. Sehingga kekhwatiran masyarakat ini
kemudian warga di Desa Sambiki 100 persen secara tegas menolak,” ucapnya.
Benny Laos yang dikonfirmasi melalui WhatsApp tidak
membalas. Brindonews.comjuga berupaya mengonfirmasi Kepala Desa Anggai dan
Sekretaris Desa Sambiki, namun nomor handphone keduanya tidak aktif ketika
dihubungi. Hingga berita ini di publis, brindonews.combelum
bisa memintai keterangan atau tanggapan mengenai aksit protes tersebut. (red)