Brindonews.com
Beranda Headline Warga Pandanga Ditemukan Mengapung

Warga Pandanga Ditemukan Mengapung

MOROTAI,BRN– Nasib tragis dialami Radi Larat (19), warga Desa
Pandanga, Kecamatan Morotai Selatan, Maluku
Utara
. Ia ditemukan mengapung di Sungai Cao Desa Dehegila Kecamatan Morotai
Selatan pada Rabu siang sekitar pukul 13.30 WIT.





Kapolres Morotai, AKBP Mikael Sitanggang membenarkan
adanya penemuan mayat itu. AKBP Mikael menyebutkan sudah dilakukan penyelidikan.
“ Sudah dilakukan penyelidikan dengan memeriksa pihak keluarga. Dari keterangan
keluarga,  korban dari sejak kecil mengidap
penyakit Epilepsi,” kata AKBP Mikael dikonfirmasi brindonews.com.

Penyakit
epilepsi
 atau ayan adalah kondisi yang dapat menjadikan
seseorang mengalami kejang secara berulang.
“ Mungkin
karena penyakit tersebut kambuh saat korban menyelam,” AKBP Mikael.

Polisi berpangkat tingkat
kedua perwira menengah di Polres Pulau Morotai ini bilang, tidak menemukan
adanya tanda-tanda kekerasan fisik di jasad korban. Penyelidikan guna
mengetahui penyebab kematian remaja Desa Pandangan ini di hentikan.
“ Karena pihak keluarga juga sudah tahu penyebab kematian
korban. Tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban, maka kasus ini di hentikan,”
terangnya.





Proses evakuasi jasad korban

Ikut Kakak
Cari Keong

AKBP Mikael menjelaskan, berdasarkan
kronologis, korban bersama kakaknya Wahyudin beserta isteri dan anaknya pergi
ke Kali Cao mencuci pakaian seitara pukul 11.00 WIT. Korban selanjutnya ikut mencari
keong air tawar (Bia Koli, biasa orang Morotai menyebutnya) bersama Wahyudin ditemani
adiknya.

Tiga bersaudara ini berikutnya menyelusuri sungai
mencari keong. Sambil berjalan, korban meminjam cermin milik adiknya. Kakanya Wahyudin
sempat panik beberapa saat setelah sebelum adiknya itu ditemukan mengapung
tanpa baju dan sudah tak bernyawa.  





Wahyudin beberapa kali memanggil korban,
namun tak ada balasan. Wahyudin memutuskan kembali ke tempat semula, tempat
dimana isterinya mencuci dan sambil menunggu adiknya kembali.

Tak disangka, penantian penuh harapan agar
adiknya kembali pulang justru berubah kabar duka. Wahyudin mendapat kabar dari
dua orang perempuan asal Desa Dehegila perihal penemuan sosok mayat laki-laki.

Tanpa banyak tanya, Wahyudin beserta
keluarganya menuju lokasi dimana yang ia dapatkan dari dua orang perempuan
tersebut. Mayat tanpa baju dan sisa celana panjang ini menyambung Wahyudin dan
keluarga.





“ Korban mengidap penyakit epilepsi, (orang
Maluku Utara menyebutnya penyakit mati-mati
ayam)
sejak masih kecil,” kata salah satu keluarga korban. (fix/red)

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan