Brindonews.com
Beranda Hukrim Terlibat Bentrok, Polisi Amankan Sembilan Orang Pendemo

Terlibat Bentrok, Polisi Amankan Sembilan Orang Pendemo

Salah seorang terduga pelaku yang diamankan. Terpantau Kasat Lantas Polres Ternate,  AKP Andreas Adi Febrianto dan  dua orang Provos mengamankan terduga pelaku.  

TERNATE, BRN – Bentrokan antara mahasiswa dan kepolisian
kembali terjadi. Insiden
ini berawal ketika mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Unkhair Ternate menggelar unjuk rasa (unras) di depan Unkhair Ternate, Kelurahan
Akehuda Kota Ternate Utara, Kamis (22/11).

Unjuk
rasa (unras) awalnya berjalan aman dan terkendali dibawah pengawasan aparat
keamanan baik Polres Ternate maupun Polda Malut. Suasana sempat memanas ketika polisi
dilempari batu dari dalam kampus. Tak berselang lama, polisi wanita (Polwan)
yang mengamankan massa aksi lari karena ada susulan lemparan batu dari arah
belakang massa aksi. Water canon diarahkan untuk membubarkan massa aksi.





Suasana berubah menjadi tak
terkendali, baku lempar pun tidak dapat terelakkan. Massa aksi semakin bringas
melempar batu ke arah polisi, bahkan mereka juga melempar batu ke salah satu space
iklan di tikungan jalan menuju bandara Babullah dan merusak trotoar sekitar
Kelurahan Akehuda. 

Kapolres
Ternate, Azhari Juanda diwawancarai sejumlah wartwan mengatakan, akibat
kericuhan tersebut polisi mengamankan sedikitnya 9 (sembilan) orang terduka
pelaku pelemparan batu terhadap petugas. Bahkan, beberapa diantaranya menggunakan
ketapel untuk menyerang petugas.

“ Sebanyak
9 orang telah diamankan karena diduga melempar petugas dengan batu.  Ada juga alat panah ketapel yang disiapkan. Dengan
begini, otomatis sudah ada niat jahat dan sengaja memancing untuk melakukan
aksi anarkis. Barang bukti juga telah diamankan,” kata Kapolres.





Berdasarkan
surat pemberitahuan, unjuk rasa dilakukan di sejumlah titik. Satu titik di
depan kantor Wali Kota Ternate, satu titik di depan RRI Ternate, Kediaman
Gubernur Malut dan satu titiknya ladi di depan FKIP Unkhair Ternate. Karena itu,
personil yang di turunkan untuk pengawalan pun di bagi sesuai titik unjuk rasa.
 

“ Namun
saat pengamanan, masa aksi di depan FKIP mulai tidak tertib  sehingga memicu kericuhan antara masa aksi dan
aparat Kepolisian,” sambung Kapolres. 

Kata
dia, semula aksi menuntut kenaikan harga komoditi kopra berjalan aman, lancar dan tertib. Petugas kepolisian secara tiba-tiba dilempar
batu
petugas sehingga petugas menembak gas air mata ke arah masa aksi.





“ Meski
telah dibubarkan menggunakan gas air mata, masa aksi masih lempar batu ke arah
petugas,” katanya. (mal/red)

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan