Siap Perjuangkan Hak Perempuan di Parlemen

![]() |
Vidya Alwi |
TALIABU, BRN– Sebagai seorang wanita dan ibu rumah tangga, tidak menghalangi
langkah Vidya Alwi berkiprah di dunia politik. Niatnya maju pada pemilihan legislatif (Pileg) tahun ini mendapat dukungan keluarga, termasuk
suami tercinta.
Vidya merupakan sosok perempuan yang ramah dan murah
senyum. Kondisi lingkungan sosialnya membulat niatnya ikut bertarung di Pileg
2019. Berasal dari keluarga sederhana tentu bukan “uang” menjadi modal, keyakinan
dan hasrat besar memperjuangkan hak perempuan di parlemen inilah menjadi produc utamanya.
Sejatinya Benazir Bhutto, mantan perdana menteri Pakistan di era 1993-1996. Bhutto adalah satu tokoh (kata lain dari pahlawan) perempuan
selain Margaret Thatcher dari
Inggris Raya menggunakan kapasitasnya sebagai pemimpian untuk mengkampanyekan
pemberdayaan perempuan. Tokoh familiar lain perayaan hari permpuan
internasional yang diperingati setiap 8 Maret ini adalah Elizabeth
Cady Stanton, Susan B. Anthony, dan Lucy Stone. Ketiga
perempuan hebat ini amat berjasa memperjuangkan hak-hak perempuan untuk bisa
memilih dalam pemilihan umum di Amerika Serikat.
“ Banyak sekali perempuan di Taliabu yang punya
keahliaan di segala bidang, namun sangat di sayangkan mereka tidak di
perhatikan. Jika yang maha kuasa perkenangkan saya terpilih, saya siap perjuangkan
hak perempuan parlemen,” kata caleg nomor urut 3 dari PPP dapil I Pulau Taliabu
ini ketika disambangi Kamis (28/3) kemarin.
Menurut Vidya, niatnya maju bertarung bukan
semata-mata melengkapi syarat 30 persen partai. Kurangnya perhatian pemerintah
terhadap kaum perempuan terutama di Pualu Taliabu menjadi penyebab utama menanam
tekadnya merebut satu kursi lima tahun sekali itu.
“ Seharusnya perempuan-perempuan di Taliabu di bekali ilmu
pengetahuan agar mereka bisa berkarir lewat bidang ilmu yang mereka sukai. Lain
sisi juga menambah penghasilan untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga,” katanya
menyarankan. (her/red/adv)