Sekprov Bicara Lumbung Ikan Maluku Utara di Acara Alumni Perikanan
Samsuddin A. Kadir. |
Maluku Utara
sebagai provinsi kepulauan yang memiliki sumber daya alam dan laut yang
melimpah. Maluku
Utarajuga masuk dalam salah satu
wilayah dari 3 wilayah pengelolaan perikanan di Indonesia.
Pembangunan
Lumbung Ikan Nasional atau LIN yang nantinya dilaksanakan di Maluku Utara akan
menjadi agenda prioritas pembangunan nasional.
Ikhwal tersebut
dikatakan oleh Sekertaris Daerah Provinsi Maluku Utara, Samsuddin A. Kadir. Pernyataan
ini disampaika dalam Musyawarah Ke-2 Ikatan Alumni Perikanan dan Ilmu Kelautan atau
IKAPERIK Unkhair Ternate, di Sahid Bela Hotel Ternate, Sabtu 23 Januari 2021.
Samsuddin
mengatakan, 70 persen luas wilayah didominasil laut menjadikan potensi
perikanan di Maluku Utara begitu besar. Persediaan
ikan atau standing stock per tahun mencapai 4,035 juta ton dan potensi
lestari 517.000 ton per tahun.
“(Terdiri) dari
805 pulau dengan luas wilayah 145.819 kilometer persegi atau sekitar 70 persen adalah
laut (sisanya daratan),” kata Samsuddin ketika membuka Musyawarah Ke-2 IKAPERIK
Unkhair Ternate.
Capaian standing stock membuat Pemerintah Maluku Utara menggulirkan
proyek mercusuar perikanan. Proyek ini ditandai dengan menjadikan Maluku Utara
sebagai LIN yang mengusung konsep perikanan
berkelanjutan.
“Konsep ini
akhirnya di setujui oleh Kementerian kelautan perikanan Republik Indonesia dan
Maluku Utara masuk salah satunya. Maluku Utara dipilih menjadi wilayah
pengembangan LIN karena memiliki potensi perikanan yang mencapai 4 juta ton
pada 3 Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia,” tambah
Samsuddin.
Mantan Kepla
Dinas Pariwisata Maluku Utara ini mengemukakan kalau pembangunan LIN perlu
mengedepankan jaminan akses nelayan lokal. Samsuddin mengikhtiarkan hadirnya
LIN ini justru menguntungan investor asing yang berpotensi mengeksploitasi sumber
daya alam semata.
“Nelayan lokal
harus dijamin masih bisa mengakses sumber daya ikan meski banyak muncul
penanaman modal asing di Maluku Utara,” terangnya.
Pelaksana Tugas
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku Utara Abdullah Assagaf
menambahkan, angaran LIN difokuskan pada pembangunan infrastruktur serta sarana
prasarana penunjang perikanan dan kelautan.
Upaya percepatan
pertumbuhan ekonomi ini termasuk kegiatan pemberdayaan perikanan tangkap. Armada,
alat tangkap bagi nelayan dan kebutuhan perikakan lainnya sementara di dorong,”
jelasnya.
Abdullah mengemukakan
program LIN yang nantinya dilaksanakan di Maluku Utara itu dibagi dalam empat lokasi
alternatif sebagai Sentra Perikanan Terpadu atau SPT.
SPT satu meliputi
Morotai, Halmahera Utara, dan Halmahera Timur. SPT dua mencakup Ternate, Halmahera
Barat, Tidore, dan Halmahera Tengah. SPT tiga adalah Halmahera Selatan. Kemudian
Kepulauan Sula dan Taliabu tergabung dalam SPT empat.
“Semua program akan
difokuskan ke masing-masing SPT, ditambah dengan kegiatan tambahan peningkatan sumber daya
manusia dan pengembangan SKPT. Ini akan didorong melalui koneksivitas antar
wilayah dengan dukungan beberapa sentra usaha perikanan, seperti pelabuhan dan
balai-balai budidaya ikan di kabupaten maupun kota di Maluku Utara,” ucapnya. (adv)