Program Ceria Resmi Diluncurkan, Kadis DP3A: Semoga Angka Perkawinan Anak di Malut Menurun
Sekertaris Daerah Provinsi Maluku Utara Samsuddin A Kadis dan Kepala DP3A Malut Musyrifah Alhadar Saat Meluncurkan Program Ceria |
TERNATE,BRN- Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (DP3A) Provinsi Maluku Utara resmi meluncurkan program cegah
perkawinan anak (Ceria) tahun 2022. Peluncuran Ceria berlangsung di taman Land Mark
Kota Ternate pada Sabtu (1/10/22).
Kepala DP3A Malut, Musyrifah Alhadar mengatakan,
launching program Ceria ini merupakan salah satu akronim untuk mencegah
perkawinan anak. Sebab, berdasarkan data BPS Malut, angka perkawinan anak rata-rata
nasional 14,36 persen.
“Ini merupakan program DP3A se- Indonesia. Karena itu
di Malut kita upaya untuk menurunkan angka perkawinan anak,” ucapnya.
Musyrifah mengaku, angka perkawinan anak paling
tertingi di Malut yaitu Halmahera Selatan, Halmahera Utara, dan Pulau Taliabu,
dari 10 Kabupaten/Kota.
Selain itu, kata dia, program Ceria bukan hanya sebatas
diluncurkan saja, akan tetapi terus dilakukan.
Ia menyebutkan, dengan adanya program ini pihaknya juga
sudah masuk di setiap sekolah yang ada di Kota Ternate. Tentu selalu memberikan
edukasi dan sosialisasi kepada mereka sehingga bisa memahami.
“Karena di Kota Ternate menjadi sala satu Kota dengan
penduduk terbanyak dan pusat pendidikan di Malut, maka launching Ceria ini
langkah awal yang kita laksanakan di Ternate,” tuturnya.
Menurutnya, angka perkawinan anak di Kota Ternate
paling rendah. Ini perlu untuk pencegahan agar angka perkawinan jangan
meningkat, bila perlu ke depan lebih menurun lagi.
Ia menambahkan, saat ini DP3A sedang menyusun program
jangka menengah. program ini difokuskan di tiga Kabupaten dengan angka
perkawinan tertinggi. Kemudian untuk program jangka panjang diharapkan seluruh
kabupaten/kota bisa melaksanakan program pencegahan.
“Kami sedang gencar lakukan sosialisasi, edukasi dan
diseminasi, melalui sinergitas antara stakeholder, dan organisasi perangkat
daerah (OPD) maupun instansi vertikal,” pungkasnya.
Musyrifa berharap agar angka perkawinan anak di Malut
itu menurun atau paling tidak di bawah rata-rata angka Nasional.(ham/red)