Pandemi Covid-19 Picu Kenaikan Kekerasan Anak dan Perempuan di Ternate
Marjori Emang, Kepala DP3A Kota Ternate. |
Stay at home yang berlakukan pemerintah sebagai protap
kesehatan pencegahan penyebaran virus corona tidak bermuara manis terhadap trend
positif menekan angka kekerasan anak dan perempuan. Dinas Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Ternate mencatat angka kekerasan anak dan
perempuan mengalami peningkatan.
Update data
ini terjadi pada tahun 2020. Tren kenaikan kekerasan anak naik menjadi 15 kasus
dari tahun sebelumnya 5 kasus. Kenaikan signifikan ini dilihat dari 47 kasus
yang terdaftar di Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak atau DP3A Kota
Ternate.
“Tahun 2019
kekerasan anak 5 kasus, perempuan 9 kasus. Tetapi di tahun 2020 kekerasan anak
lebih dari 15 kasus dan perempuan masih tetap 9 kasus. Khusus Januari 2021,
sudah ada 3 kasus kekerasan yang kami terima,” kata Marjori Emang, usai
mengikuti rapat dengar pendapat bersama Komisi III DPRD Kota Ternate, Selasa 2
Februari 2021.
Kepala DP3A
Kota Ternate itu mengemukakan kasus kekerasan ini kebanyakan terjadi di wilayah
domestik atau dalam lingkungan keluarga.
“Tidak di
wilayah publik. Berharap para orangtua memaksimalkan pola pengasuhan terhahap perempuan,
tertutama si buah hati,” ucapnya.
Marjori mengatakan
DP3A Kota Ternate sudah memogramkan beberapa program menghilangkan kekerasan
perempuan dan anak. Program-program itu dapat dijalankan kalau dalam
pengusulannya di setujui.
“Dalam rapat tadi DPRD akan
membantu menjadikan beberapa program tersebut. adanya intervensi dari Komisi
III DPRD melalui anggaran ini kita berharap bisa berjalan, sehingga bisa
memanilisir tingkat kekerasan saat ini,” terangnya. (ham/red)