Mantan Calon Bupati Morotai Akhirnya Kembali
Jurkam paslon MK-Maju, |
MOROTAI,
BRN – Setelah sekian lama menghilang semenjak kalah dalam pertarungan
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Pulau Morotai 15 Februari 2017
lalu, kini mantan calon Bupati Pulau Morotai, Ali Sangaji tiba-tiba muncul
dihadapan masyarakat Morotai dalam kampanye calon Gubernur Maluku Utara (Malut)
Muhammad Kasuba (MK) di Desa Daruba Pantai Kecamatan Morotai Selatan (Morsel),
Senin (12/3) malam. Kemunculan Ali Sangaji yang juga mantan ketua DPRD Morotai itu
sebagai tim pemenang MK-Maju.
Ali Sangaji yang ditunjuk sebagai Juru
Kampanye (Jurkam) tidak tanggung-tanggung melontarkan kritikan pedas terhadap
lawan politiknya yang saat ini menjabat sebagai Bupati dan Wakil Bupati
terpilih, Benny Laos-Asrun Padoma.
“Jika pemimpin lahir dari pengusaha maka
APBD kita akan di rampok, jadi lihatlah pemimpin itu bukan berlatar belakang
pengusaha atau pun kontraktor, kalau tidak hak kita akan di rampok,” cetus Ali
dalam orasi politiknya.
Ali mengungkapkan, jika pemimpin itu
berlatar belakang pengusaha atau kontraktor, sudah barang tentu perusahannya
tidak bakal dikaitkan dengan jabatannya, tapi perusahannya itu akan di
kendalikan oleh saudaranya.
“ Contohnya saya menjadi Gubernur tetapi
latar belakang saya pengusaha tidak mungkin perusahan saya tetap atas nama
saya, pasti akan saya berikan perusahan itu ke Saudara saya, misalnya, Nurlaila
Sangaji, Mut Sangaji dan sodara saya yang lain, sebab jika saya pegang sendiri
perusahan saya, maka aturan membatasinya,” sindirnya.
Tidak hanya itu, dia juga menyindir kebijakan
Bupati terkait pemangkasan ribuan tenaga honorer, karena dengan adanya
pemangkasan para honorer itu sangat berpengaruh pada stabilitas ekonomi
masyarakat kecil.
“ Andaikan kemarin saya jadi Bupati,
maka honorer tidak akan saya pecat, tetapi justru akan di tambah, jangan
terlalu memprioritas pembangunan fisik, karena hal ini hanya membuat perputaran
uang di pasar mati, dan ini tentunya mempengaruhi pendapatan pedagang kecil
kita yang ada di Morotai. Buktinya, ketika honor dipecat mereka keluar dari
Morotai, apa yang terjadi mati kan ekonomi kita, tomat, rica, tampurung sampai
gonufu pun sudah tidak laku,” katanya.
“ Jadi APBD itu jangan di
kuras ke pembangunan fisik, APBD itu harus banyak belanja pegawai, agar puturan
uang kita bisa stabil. Saya sebagai warga Morotai wajar kalau saya harus
kritisi APBD Morotai, karena di dalamnya ada hak saya,” terangnya. (Fix/red).