Komentari Pernyataan Kadis Kehutanan Malut, Bahtiar: Alasannya Tidak Rasional

SOFIFI, BRN – Direktur YLBH Maluku Utara Bahtiar M. Husni menilai pernyataan Kepala Dinas Kehutanan M. Syukur Lila yang menyebut tidak mengetahui besaran belanja perjalanan dinas merupakan argumen tidak masuk akal.

Menurut Bahtiar, komentar M. Syukur Lila seolah lari dari fungsinya sebagai kuasa pengguna anggaran (KPA).

“Selaku KPA sudah pasti mengetahui jelas anggaran perjalanan dinasnya. Tidak logis kalau jabatannya kepala dinas tidak tahu. Lalu fungsi KPA siapa yang jalankan, kan aneh. Tidak rasional bila kepala dinas sampaikan tidak tahu, padahal anggaran perjalanan dinas itu melekat di dinas yang dipimpinnya,” kata Bahtiar, Sabtu, 28 Oktober.

Rp 5,9 miliar untuk perjalanan dinas dinilai hanya pemborosan. Gelontoran anggaran yang begitu fantastis tapi tidak memberikan efek apa-apa.

“Sayangkan tidak menguntungkan daerah. Apa yang kita dapat dari perjalan dinas, tarada (tidak ada). Justru berimbas ke banyak kegiatan pemerintah tidak terealisasi karena beban utang, belum lagi yang lain-lain, terutama persoalan rencana eksplorasi PT. Priven Lestasi yang kawasannya masuk hutan lindung. Masalah inikan sampai hari ini Kepala Dinas Kehutanan Maluku Utara belum buka mulut,” lanjut Bahtiar.

“Yang jadi pertanyaan adalah selama perjalanan dinas itu ngapain aja. Apa output yang kita dapat. Kalau pun tidak sama sekali dan hanya menghabiskan APBD, alangkah baiknya dialihkan atau dipergunakan ke hal-hal lebih urgen,” sambungnya.

Bahtiar mengisyaratkan agar Kejaksaan Tinggi maupun Polda Maluku Utara tak luput memantau belanja perlajanan dinas yang mencapai miliaran rupiah ini.

“Perlu diwanti-wanti oleh aparat penegak hukum untuk melihat belanja ini lebih jauh lagi. Penegak hukum harus jemput bola dan melakukan penyelidikan apabila ada indikasi penyalahgunaan, tidak perlu lagi tunggu laporan,” terangnya. **