Brindonews.com






Beranda Daerah Halut Butuh Investor Asing

Halut Butuh Investor Asing

Jefri Hoata

HALUT, BRN Kepala Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Kabupaten Halut, Jefri Hoata mengaku sebanyak 35 orang tenaga
kerja asing (TKA) bekerja di Halut. Ke 35 TKA itu tersebar di dua tempat kerja
yakni 34 orang di PT Nusa Halmahera Menirals (NHM) dan 1 Tka bekerja di rumah
sakit Hohidai desa Kusuri Kecamatan Tobelo Selatan.

Menurut
dia, TKA yang bekerja di Halut ini sudah sesuai UU nomor 13 tahun 2003 tentang
ketanagakerjaan. Sesuai UU nomor 13, TKA harus mentransfer ilmu kepada tenaga
kerja lokal.






Para TKA ini ditempatkan pada sektor teknis keahlian khusus. TKA ini disortir ke
Kabupaten Halsel, Kabupaten Halteng dan Kabupaten Halut,” ucap jefri, Kamis
(6/9).

Meski
begitu, pihaknya tetap mengantisipasi lonjakan pengangguran di Halut. Untuk mengatasi
hal ini, kata dia tetap membutuhkan kehadiran investor asing untuk membekali
tanaga kerja lokal. Dengan demikian, lapangan kerja untuk tenaga kerja lokal
semakin terbuka lebar.

“ Pemda
Halut memiliki anggaran yang terlalu minim, sehingga belum mampu mendatang
investor asing untuk mengatasi angka pengangguran di Halut,” sambungnya.





Dikatakannya,
saat ini ada beberapa perusahaan hendak beroperasi, salah satunya petusahaan PT.
KSO tepung tapioka di Galela dengan pusat tapioka di desa Kupa-kupa. Selain
itu, ada juga cabang urusan penyalur TKI swasta yang menyalurkan TKI khusus
asisten rumah tangga ke Singapura dan Malaysia. Serta da juga yang bekerja di
sektor kelapa sawit.

“ Dengan
adanya penyaluran tenaga kerja keluar negeri ini otomatis akan menghasilkan
devisa bagi negara,” papar Jefri.

Jefri
mengakui saat ini sudah beberapa tenaga asisten rumah tangga sudah dikirim ke
Singapura dan Malaysia. Ia memastikan dalam waktu dekat pihaknya kembali mengirim
beberapa tenaga kerja di sektor kelapa sawit.





“ Kabupaten
Halut sudah peroleh ID dari BNP2 Jakarta, khusus mengirim tenaga kerja keluar
negeri. Dengan memiliki ID, pihak imigrasi dapat mengeluarkan pasport kerja,”
imbuhnya.

Menurut
dia, strategi mengirim tenaga kerja ke luar negeri merupakan langkah mengatasi
lonjakan pengangguran khususnya di Halut.   

“ Tenaga
kerja yang direkrut akan dilatih menguasai bahasa sebelum berangkat keluar
negeri. Para TKI juga akan dilatih ketrampilan perbengkelan, pengelasan dan
otomotif. Sementara tenaga sekuriti digodok untuk memperoleh legalitas formal
sebagai tenaga yang terkatih dan siap ditempatkan di berbagai perusahaan yang
membutuhkan,” jelasnya. (Hlt)





Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan