Brindonews.com






Beranda Daerah Gelar Diskusi Pemuda dan Olahraga, KNPI Bahas Isu Olahraga di Malut

Gelar Diskusi Pemuda dan Olahraga, KNPI Bahas Isu Olahraga di Malut

Suasana diskusi yang di gelar KNPI 

TERNATE, BRN
Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia  (KNPI) Maluku Utara menggelar diskusi tentang
Pemuda dan Olahraga di Borneo Cafe secara terbuka, Jumat (13/4/2018) malam
kemarin. Diskusi kali ini turut hadir perwakilan Dinas Olahraga Provinsi Malut,
Ketua Asprov Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Malut Adam Marsaoly,
Ketua KONI Malut Jafar Umar, Mantan emain Tim Nasional Indonesia, Arizona
Hamadi, serta Ketua Persatuan Tinju Amatir (Pertina) Malut.

Diskusi
tersebut membahas sejumlah permasalahan terkait peningkatan pemuda di bidang
olahraga, salah satunya anggaran yang dianggarkan pemerintah daerah (Pemda) belum
maksimal untuk mencukupi kebutuhan olahraga di Maluku Utara. Hal ini disentil
salah satu perwakilan Dispora Malut, Hakim. Dia mengatakan, anggaran olahraga
yang dianggarkan pemda Malut dianggap belum maksimal untuk pembiayaan 36 cabang
olahraga yang ada di Malut.





Menurutnya,
pemangkasan anggaran yang dilakukan pemda membuat pihaknya tidak bisa
memprioritas setiap cabang olahraga di Kabupaten/Kota. “ Ada pemangkasan
anggaran yang mengakibatkan penyaluran anggaran terkendala”, pungkasnya.

Sementara
ketua KONI Malut, Jafar Umar menambahkan, dari 36 cabang olahraga, kurang lebih
30 cabang olahraga sudah berkembang. Untuk lebih meningkatkkan kualitas dan
peningkatan mutu fasilitas olahraga tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Anggaran 1 milyar yang usulkan ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) masih dianggap
terlalu kecil untuk memenuhi kebutuhan 30 cabang olahraga yang saat ini
berkembang.  “ Sekitar 30 cabang olahraga
yang sudah berkembang di Malut. Usulan 1 Miliar ke Pemprov itu tidak bisa,
maksimal 3 miliar”,  katanya.

Tak
hanya ketua KONI, Wakil rektor (Warek) I Unkhair juga turut mengambil bagian.
Warek mengaku, selaku akademisi, keserataan pengingkatan mutu olahraga memang
harus di prioritaskan. Peran penting DPRD dan pemda Malut saat ini sangat di
butuhkan. “ Kami sudah ajukan anggaran ke DPR, genggaman tangan wakil rakyat dan
pemdan sangat menentukan”, imbuh Warek I Unkhair, Ridha Adjam.





Di
sisi lain, Ketua Pertina Malut Jasman Abubakar menyebutkan, semenjak Kota
Sofifi di mekarkan menjadi ibu kota Provinsi, belum ada satupun calon gubernur yang
mencetuskan visi dan misi pengembangan di bidang olahraga. Jasman mengaku,
hingga kini belum ada calon gebernur maupun gubernur yang menjadikan organisasi
olahraga sebagai salah satu indikator kesuksesan daerah. “ Kurang lebih 18
tahun sudah Sofifi dijadikan ibu kota provinsi, tapi bacarita soal kemajuan
olahraga belum ada, yang di bacarakan itu hanyalah soal  uang”, katanya.

Politisi
PDIP ini juga menyentil soal kepengurusan cabang olahraga (cabor). Keberhasilan
demi keberhasilan yang diperoleh tiap cabor namun jauh dari perhatian pemda
termasuk anggaran. Dia berpendapat, keberhasilan suatu daerah tak lepas dari berhasilnya
dunia olahraga. Penataan struktur keorganisasian cabor yang baik, dapat
dikatakan sebagai kunci keberhasilan.


Buktinya, kami di Petina tidak mengharapkan anggaran dari Pemprov, selama ini
hanya KONI yang selalu memperhatikan Petina dengan berbagai anggaran yang
dimiliki”, pungkasnya.





Lanjutnya,
dengan anggaran yang minim, sangat berdampak 
pada prestasi atlit. Penataan organisasi yang baik akan menghasilkan
prestasi yang baik pula. “ Jangan heran kalau prestasi atlit kita belum meraih
misalnya medali emas atau juara puncak di kanca nasional”, tandasnya.

Sementara
ketua Askot Ternate lebih menyoroti soal cabor sepakbola khususnya Persiter
Ternate (Persiter). Matinya Persiter di tahun 2007, membuat Persiter tidak lagi
berlaga pada event nasional. Dengan begitu bisa dikatakan sepakbola Kota Ternate
lumpuh. Adam Marsaoly menilai, akibat tak ada sistem pembinaan yang
berkesinambungan dari pemerintah, mau tidak mau sepakbola di daerah harus mati. 

“ Setelah bergabung dan ditunjuk sebagai ketua Askot Ternate, saya mencaoba
membuat satu terobosan baru yaitu yaitu kegiatan wali kota cup barulah
sepakbola di Ternate mulai bangkit”, ujarnya sembari menambahkan, Walikota Cup
merupakan batu pijar untuk mengembangkan sepakbola khusunya di Malut. “ Adanya
wali kota cup ini mudah-mudah sepakbola kita berkembang”, harapnya.   





Sementara
itu, ketua KNPI Malut, Thamrin Ali Ibrahim mengatakan, dalam perjalanan dan
pencapaian KNPI selau mengutamakan isu-isu olahraga yang saat ini tidak lagi di
kembangkan. Pencapaian dengan 12 isu olahraga itu tentu membutuhkan langkah
pasti dari berbagai kalangan.


Dalam perjalanan KNPI di Provinsi Malut, perbaikan fasilitas sebagai bentuk upaya
proses, intinya KNPI siap mengawan isu-isu olahraga”, ujarnya.

Lanjut
Tamrin, KNPI tidak hanya mengurus satu cabor saja, akan seluruh cabor tetap
dikawal baik itu segi kesiapan maupun soal anggaran.






Tidak hanya sepakbola saja, KNPI juga membantu cabor seperti membawa atlit
tinju ke Gorontalo untuk mengikuti kejurnas, melakukan proses pembenahan fasilitasi
termasuk mengikutkan atlit ke Nasional”, katanya. (Shl/red)

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan