Dorong Percepatan Pembangunan, ENC Bahas Pembangunan Berbasis Lingkungan
Direktur 5 Sekawan Enviromental Natural Creativity (ENC), Irfan H. Abd Rahman |
MOROTAI, BRN – Upaya percepatan pembangunan ekonomi di
Kabupaten Pulau Morotai beberapa tahun terakhir bisa dibilang makin progres. Dimana,
semua stakeholder dalam mengambil bagian secara partisipatif untuk menjadikan
Morotai sebagai Kabupaten yang memiliki Indeks Pertumbuhan Ekonomi inipun semakin membaik.
Sebagai Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK), pulau Morotai tentu tidak berdiri dalam hal pengembangan daerah. Langkah
atau kebijakan guna percepatan pembangunan tentu menjadi faktor utama menjadikan
percepatan pembangunan dan pengelolaan sumber daya alam (SDA), salah satunya SDA
yang berbasis lingkungan.
Project Manager Asyura Oemar menjelaskan, percepatan
pembangunan berbasis lingkungan di Morotai adalah salah langkah tepat untuk
mendorong Morotai pada pembangunan berkelanjutan yang mengoptimalkan manfaat sumber
daya alam dan lingkungan dengan kemampuan sumber daya alam untuk menopangnya.
“ Pelaksanaan kegiatan yang bertajuk Sarasehan dan
Rembuk Rakyat Morotai ini akan di laksanakan di public space Taman Kota Daruba
Morotai 18-19 Agustus 2018 dengan Menghadirkan Narasumber Bupati Pulau Morotai
Benny Laos, anggota DPR RI Komisi II Dr. Achmad Hatary, akademisi Unkhair, Dr.
Mukhtar Adam, Ketua KNPI Malut, Thamrin Ali Ibrahim, Kementerian Kelautan dan Perikanan dan
Kementerian Lingkungan Hidup,” kata Asyura melalui press releasenya, Sabtu
(14/7).
Menurutnya, kegiataan yang
bekerjasama dengan 5 (lima) Enviromental Natural Creativity (ENC) dan AlsiL Kie Rahan itu
bertujuan membahas pembangunan ekonomi dan pengelolaan berbasis lingkungan. Pembangunan yang berwawasan lingkungan atau pembangunan
berkelanjutan memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu adanya saling keterkaitan
beberapa sektor, yaitu lingkungan, masyarakat serta kemanfaatan dan
pembangunan.
“ Kegiatan ini melibatkan masyarakat 5 Kecamatan di
Pulau Morotai,” pungkasnya.
Sementara itu, Direktur 5 Sekawan Enviromental Natural
Creativity, Irfan H. Abd Rahman menuturkan, kegiatan rembuk rakyat Morotai bertujuan
membahas berbagai langkah dasar. Pertama, menggagas model pembangunan ekonomi
dan pengelolaan SDA secara partisipatif dan berbasis lingkungan, dan mendapatkan
masukan dari publik tentang persoalan dan kendala pengelolaan sumber daya alam.
“ Ketiga adalah membantu
Pemkab Morotai dalam mewujudkan percepatan visi pembangunan. Juga memfasilitasi
deklarasi Gerakan Cinta Laut,”
tuturnya.
Hal serupa disampaikan Manager
Wilayah eLSiL Kie Raha Morotai, Samar Ishak. Menurutnya, sejak ditetapkannya peraturan
daerah (perda) Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil (RZWP3K) di
Malut, serta Morotai ditetapkan kawasan konservasi perairan daerah perlu di
lakukan upaya program sehingga kawasan konservasi yang dimiliki pulau Morotai akan
menjadi destinasi pariwista dunia dan solusi dari penanganan isu-isu global warming serta dampak ekonomi
masyarakat pesisir terutama nelayan di pulau Morotai.
“ Harus ada pembahasan,
sehingga tidak berdampak pada masyarakaat,” ujarnya. (brn)