Brindonews.com






Beranda Daerah Dispar Ternate Temukan 50 Persen Izin Expired

Dispar Ternate Temukan 50 Persen Izin Expired

RIZAL MARSAOLY

TERNATE, BRN – Dinas Periwisata
(Dispar) Kota Ternate menemukan banyaknya wisma, losmen , penginapan dan hotel
belum memperjangkan ijin. Bersadarkan data per Desember 2019, lebih dari 50
persen ijin sudah expired.

Rizal Marsaoly, Kepala
Dispar Kota Ternate mengemukakan, mengenai ijin tersebut masih dilakukan inventalisir
dan pengecekan di lapangan. Cek and ricek bertujuan mengkroscek termasuk
memantau kelayakan steralisasi kelengkapa administrasi.





“Memang
untuk masalah perizinan bukan kita yang urus, tapi meski begitu kami tetap pantau
hotel, wisma, homestay dan penginapan apa-apa saja sudah perbarui ijin,” kata
Ical nama akrab Rizal Marsaoly, Kamis (16/1).

Ical bilang,
pihaknya hanya berwenang menerbitkan
rekomendasi tanda daftar pariwisata atau TDP. Bagi pemilik usaha nantinya
sudah melengkapi semua administrasi yang dibutuhkan dapat mengurus ijin di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu atau DPMPTSP.

TDP
adalah bukti tanda daftar yang wajib dimiliki oleh berbagai jenis usaha yang
berkaitan dengan sektor pariwisata. Dokumen ini merupakan bukti resmi suatu
usaha sudah terdaftar dan dapat menyelenggarakan usaha pariwisata.





“Kalau kelanjutan
administrasinya sudah beres di DPMPTSP, selanjutnya
DPMPTSP menindaklanjuti ke dispar guna diterbitkan
rekomendasi TDP,” katanya.

Untuk memperoleh dokumen
TDP, ada beberapa parameter yang menjadi syarat utama. Pelaku usaha harus memiliki
diantaraya, akta pendirian usaha, surat IMB, NPWP pelaku usaha, Dokumen UKL/UPL
(jika diperlukan), dena lokasi usaha, dan surat keterangan layak sehat dari
kesehatan.

“Berharap
para pemilik untuk mari bisa bersama-sama berperan aktif membantu pemerintah untuk
mengurus peran ini. Karena saya tidak tanggung-tangung kasih sanksi, kalau
masih kedapatan ijinnya belum di perpanjang”.





“Apalagi tahun depan
kita diperhadapkan dengan festifal 2021, tentu  ini justru mereka jadi ujung tombak di
lapangan. Bagaimana memberi pelayan itupun akan turun nah jadi bagaimana menciptakan
suasana nyama bagi pengunjung dan pelayanan prima, sementara administrasi belum
tuntas. Dengan begitu tingkat hunian kamar akan turun,” terangnya. (brn)

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Iklan