Brindonews.com


Beranda Opini Catatan Merawat Kebangsaan dengan Keberanian

Catatan Merawat Kebangsaan dengan Keberanian

ALBERT HAMA (Ketua Persatuan Amlumni GMNI Maluku Utara)

T





anggal 17 Agustus menjadi agenda tiap tahun penuh suka
cita bagi seluruh Rakyat Indonesia. Puncak upacara yang dilaksanakan tiap hari
senin di masing-masing sekolah ini menjadikan negara berdaulat dalam merebut
kemerdekaan dengan perjuangan panjang, penuh keringat, darah, air mata, bahkan
korban jiwa.

Sejatinya perayaan dan penghayatan atas makna
kemerdekaan harus dilakukan setiap saat. Namun, 17 Agustus menjadi puncak
perayaan yang selalu dinanti-nantikan segenap anak bangsa. 17 Agustus tahun ini
Indonesia memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-74.

Bukan lagi usia mudah. Pada umur senja seperti ini ‘Prestasi Bangsa’ menjadi motivasi besar
mewujudkan cita-cita revolusi. Apa lagi peringatan HUT RI 2019 adalah
  merupakan tahun terakhir bagi Presiden Jokowi
pada periode pertama. Tentu pasti menerima pendapat beragam dari warga baik
positif maupun negatif dalam kepemimpinannya.





Tapi fenomena Jokowi telah membuka mata bagi seluruh Rakyat
Indonesia, bahwa antara pemerintah dan rakyat sesungguhnya tidak ada jarak.
Pola kepemimpinan Jokowi yang merakyat ini wajib diterjemahkan seluruh gubernur,
bupati serta wali kota se-Indonesia sehingga bisa memahami kebutuhan publik di
masa Indonesia yang sudah dalam kategori usia matang, terutama meningkatkan
kualitas
good governance terciptanya
pemerintahan yang baik, taat hukum dan patuh aturan serta memberi kesan
mendalam dijamannya masing-masing.

Hal yang menjadi tantangan berat bagi bangsa jaman ini
adalah semangat nasionalisme semakin kehilangan arah karena ada paham-paham
radikalisme yang mau merorong nilai-nilai nasionalisme dan pancasila. Padahal republik
ini tidak di rancang untuk melindungi kelompok minoritas, tidak juga kelompok
mayoritas.

Republik ini di design
untuk melindungi setiap warga negara dan segenap bangsa Indonesia. Jika negara
tidak mampu melindungi segenap anak bangsa berarti negara telah mengingingkari
janji kepada rakyatnya sendiri. Nilai-nilai Kebhinekaan di Nusantara adalah
fakta, bukan masalah. Tenun kebangsaan ini di rajut dari kebhinekaan suku,
adat, agama, keyakinan, bahasa dan geografis.





Setiap benang di rajut para pendahulu membawa warnanya
tersendiri dan indah bagaikan pelangi yang kita kenal dengan Nusantara, keeratannya menghasilkan
kekuatan yang melahirkan NKRI dari Sabang sampai Merauke dan dari pulau Miangas
sampai Pulau Rote.

Ada yang patut diingatkan kepada pemimpin bangsa bahwa republik
ini didirikan oleh para pemberani buka para penakut,
Bung
Karno
dan kawan-kawan berani memproklamirkan negara berbhineka ini
dengan semangat nasionalisme dalam prinsip nasionalisme yang sesungguhnya
“perasaan senasib, seperjuangan dan sepenanggungan.

Diakhir tulisan sederhana ini pemimpin negara harus
punya keberanian untuk menjaga dan merawat nasionalisme, pancasila dan
kebhinekaan secara tanpa syarat, agar supaya kita semua dan kelak anak cucu
kita bangga bahwa Republik ini tetap dirawat oleh para pemberani.





Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI adalah
HARGA MATI. Dirgahayu Indonesiaku. Merdeka !!!. (**)

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *