Bacarita Lintas Generasi, Irman Layak Pimpin DPD KNPI

TERNATE, BRN – Bacarita Pemuda
Lintas Generasi memberi nuansa
nostalgia tersendiri dalam Diskusi kepemudaan KNPI di Benteng Fort Oranje, Sabtu
(29/6) malam.
Ide yang diinisiasi Calon Ketua DPD KNPI
Maluku Utara (Malut) Irman Saleh itu selain mendapatkan respon baik, juga
menjadi ajang silahturahim para mantan Ketua KNPI Malut. Mereka adalah Thamrin
Ali Ibrahim, Malik Ibrahim, Asgar Saleh, Masri Hidayat, Abubakar Abdullah.
Masing masing pembicara memberikan gagasan
dan ide. Refleksi ini bukan hanya sekedar berbagi pengalaman, melainkan turut
merespon terhadap kerja-kerja kepemudaan di era melenial seperti bagaimana
pemuda bisa memberikan pengaruh untuk mendorong perubahan di masyarakat.
Malik Ibrahim menyebut ada tiga peran utama KNPI
dalam menghadapi dinamika kepemudaan, yaitu dinamisator, stabilisator serta
katalisator. Wadah pemuda menurutnya ikut melahirkan reformasi membuahkan
otonomi daerah secara etik, moral maupun memiliki tanggung jawab kesejarahan
terhadap perjalanan reformasi.
“ Semangat kedaerahan membangun era otonomi bukanlah
sebuah ideologi bebas nilai, tetapi selalu terkait dengan nilai-nilai luhur mendasar
atau roh dari kelahirannya. Demokrasi, keadilan, kemiskinan, penegakkan hukum,
pengakuan hak azasi manusia, kesetaraan gender, transparansi, akuntabilitas,
dan keberlanjutan merupakan mandat reformasi yang harus dilaksanakan dalam
mewarnai semangat berotonomi,” urai Malik.
Apalagi, lanjutnya, sekarang kita berada pada
era melenial. Perubahan besar cara pandang,
logika, persepsi dan ‘knowledge’ bahwa pemuda bukan saja berada pada alam global, tetapi menjadi
generasi visual, digital saling melihat dan mendengar.
Pemuda milienal mampu mengasah kognitifnya. Pertama, kemampuan lebih inklusif,
cursive, open minded berbebekal 5C (Critical Thinking, Creative dan Inovative,
Communication Skill, Collaboration, serta Confident). Kedua, secara politik generasi sekarang lebih cenderung memilih
komunitas lepas ketimbang terikat dalam sekat-sekat partai politik. Bahkan
dalam pilihan tertentu mereka masih mendapat masukan maupun saran orangtuanya. Ketiga, ditengah penderitaan, kemiskinan
menggunung, pemuda harus berani menyampaikan pendapat melalui platform media
sosial.
“ Menurut survey Center for Middle Class
Institute, salah satu trend generasi milenial adalah ‘Click-Aktivist’ kerap tak
memiliki empati dengan masyarakat. Demikian bagi saya, situasi ini seharusnya tantangan
KNPI segera melakukan inovasi pendidikan politik komunikatif, egaliter, member
solusi atas masalah, serta membangun
moralitas politik baru (anti money politics dan korupsi) melalui kolaborasi jejaring
pemuda berintegritas,” terangnya.
Asgar Saleh menyentil soal politik indentitas.
Politisi NasDem ini menyarankan agar pemuda tidak terpengaruh pada gilirannya mengganggu atau menghambat kerja-kerja
kepemudaan. “ Karena bisa merugikan. Hal tersebut sangat tidak ada dampak
perubahan secara interen maupun eksteren,” kata Direktur LSM Rurano itu.
Abubakar Abdulah lebih menyoroti soal konsistensi dalam tindakan. Abdullah bilang,
seorang pemimpin memililiki kompotensi karena
itu adalah syarat utama. “ Integritas, visi kebangsaan harus menjadi prioritas
utama dari pucuk pimpinan,” terang Sekprov Malut ini.
Diskusi kurang lebih 3 jam tersebut, Kandidat
Ketua KNPI Irman Saleh berkesempatan menyampaikan visi-misinya. Menurutnya, adanya
dua kubuh imbas kisruh bukanlah tolak ukur berkontribusi.
Redaktur SKH MalutPost itu menyadari memang
ada kepentingan sengaja membuat KNPI pecah. Saat bersamaan kita harus melawan, memerangi
kehancuran generasi, seperti korupsi, narkoba. “ Harus di lawan karena merusak
generasi. Terpenting pemuda harus punya jiwa literet (literasi) karena itu
adalah fungsi menjaga kestabilan persoalan di masyarakat,” ucapnya.
“ Pemuda berliterasi adalah mampu menghadirkan
perubahan,” sambungnya. (brn)