Brindonews.com
Beranda News Adventure Hingga Menampung Aspirasi Warga Kampung

Adventure Hingga Menampung Aspirasi Warga Kampung

Mikram Duwila,
Morotai





Komunitas/klub motor selalu indentik dengan citra negatif. Di tambah
lagi pandangan orang/masyarakat tentang klub motor itu kelompok yang suka
berantem, ugal-ugalan, dan rampok. Bahkan ada juga sampai pada tingkat
membunuh.





Namun tidak dengan klub motor di Morotai yang dinamai Komunitas
Morotai Trail Aventure Club (MRTC). Seperti biasa, klub motor Trail ini setiap
minggunya melakukan hobinya dengan melintasi pegunungan dengan motor Trail yang
mereka kendarai. Tak hanya pegunungan yang disasar, masuk di perkampungan/desa
salah satu tujuan mereka. Tujuan mereka hanya satu, yakni menampung keluhan
warga disetiap kampung yang dikunjungi.

“ Selain jalan-jalan, kami juga melakukan salah satu
kegiatan yaitu dengan mewawancarai langsung masyarakat,” kata Wakil Ketua MRTC,
Fahmi Usman.

Berpetualangan bersama-sama bukan lagi hal baru di
komunis/klub motor. Klub motor kalau tidak ada petualangan (Aventure) layaknya sayur tanpa garam bagi mereka. Dengan
jalan-jalan, kita bisa menikmati setiap prosesnya. Selama lima hari melakukan
perjalanan, MRTC menelusuri hinga ke pelosok desa/kampung yang tersebar di
Kabupaten Pulau Morotai.





Lima desa yang disinggahi, yaitu desa Hapo, Libano,
Cempak, Cio Gerong dan Cio Maloleo, mereka mendapatkan banyak keluhan. “ Dari
hasil wawancara itu kami mendapatkan banyak keluhan dari masyarakat setempat,
salah satunya akses jalan. Sampai saat ini mereka (warga) belum menikmati akses
jalan yang layak seperti warga pada umummya, kondisi ini membuat mereka
kesulitan untuk meningkatkan taraf hidup ekonomi mereka,” kata Fahmi.

Menurutnya, akses jalan menuju pusat kabupaten yang tidak
memadai sangat berpengaruh. Mahalnya harga sembako dan matrial bangunan,
masyarakat di lima desa ini terpaksa mengambil jalan pintas dengan berbelanja
di Kabupaten Halmahera Utara (Halut) yang akses jalannya lebih mudah ketimbang
ke pusat Kabupaten Morotai. “ Sudah kurang lebih 9  tahun Moratai dimekarkan menjadi kabupaten,
tetapi kami lima desa belum menikmati askses jalan layak,” kata Fahmi.  

Fahmi mengaku, keluhan masyarakat tentang akses jalan memang
benar adanya. Saat melintas banyak ditemukan jalan-jalan yang tidak bisa lagi
digunakan kerana banyaknya tumbuhan liar. “ Walaupun sangat sulit dilewati,
tetapi berkat kekompakan dan semangat kami mampu melewati dengan bantuan seutas
tali untuk menarik satu sama lainnya,” akunya.





Tak hanya sulitnya akses jalan, dua desa, yakni dari Desa
Hapo ke Desa Cendana yang sampai sekarang akses jalannya tidak ada sama sekali.
Untuk mengujungi dua desa ini butuh waktu yang cukup lama. “ Jaraknya tidak
terlalu jauh. masyarakat setempat kalau pergi ke Desa Hapo atau Cempaka hanya
bisa gunakan jalut laut (perahu) atau memlusuri tepi pantai, itupun kalau air
lautnya surut,” katanya.

“ Setelah kami pergi, masyarakat di lima desa ini berpesan agar Pemda
secepatnya kembali membuka akses jalan untuk mempermudah mereka saat berbelanja
di pusat Kabupaten,” kata Fahmi mengutip ucapan warga.





Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan