Brindonews.com
Beranda Ekopol Abdul Rahim Fabanyo: “Kepemimpinan Madjid Husen di PAN Malut Seperti Pepatah Tiongkok”

Abdul Rahim Fabanyo: “Kepemimpinan Madjid Husen di PAN Malut Seperti Pepatah Tiongkok”

TERNATE, BRN – Buruknya kepemimpinan Madjid Husen
di tubuh PAN, membuat sejumlah pengurus DPW dan DPD Partai Amanat Nasional
(PAN) Malut saat ini gencar mengkritisi kepamimpinan Madjid Husen sebagi ketua
wilayah. Hal tersebut dipicu karena buruknya
roda organisasi partai yang di jalankan. Mulai dari rapat
kerja wilayah
(rakerwil), rapat pimpinan wilayah (rapinwil) serta agenda-agenda progres
partai PAN yang lainnya tidak dijalankan.





Mantan Ketua Wilayah PAN, Abdul
Rahim Fabanyo mengatakan, partai politik sangat rentan dengan konflik. Parpol
dan konflik merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan dimana dan kapanpun.
Ia beranggapan, ketika satu organisasi melaksanakan rapat pleno  diperluas, hal itu sama halnya ada sesuatu yang
dibicarakan. Namun, kalau itu dilaksanakan partai politik, berarti internal
partai itu lagi konflik. “ Pastinya ada kegaduhan di internal,” ujarnya usai mengikuti pleno diperluas, Sabtu (3/3/2018) malam tadi.

Jika public mulai menilai partai yang
berlambang matahari terbit itu melemah di era kepemimpinan Madjid Husen (MH),
dapat diibaratkan seperti pepatah ikan busuk dari kepalanya. Artinya, pepatah
Tiongkok ini berlaku jika pemimpin tertinggi tidak loyal terhadap amanat yang
mandatkan, yang dibawahnya pasti mengikuti. Jadi kalau masyarakat berpandangan
jika masalah utama PAN ada di kepemimpinan MH hingga mengakar terhadap pengurus
tingkat bawah.

Dirinya mengaku, kegaduhan
internal partai yang berujung pada konflik berkepanjangan di tubuh PAN ini
sudah sedari public akan menilai PAN antara hidup dan mati dalam mengawal
agenda-agenda yang dicangkan. Istilahnya, PAN pada posisi sekarang ini seperti
hidup tak mau mati. “Yang pastinya public akan menilai demikian,” singkat
politisi senior di partai besutan Amien Rais itu.





Abdul Rahim Fabanyo ketika di wawancarai awak media

Kata dia, kehadirannya
dalam rapat pleno diperluas yang diselenggarakan PAN Malut itu hanya sekedar
memberikan pendangan-pandangan pemikiran. Karena kini public mulai mengatakan
PAN sudah mulai vakum. Mengelola partai
 
harus memahami benar segala isi dan seluk beluk dari partai itu. Namun
kalau misalkan tidak memahami secara benar, sudah barang tentu konflik itu akan
datang menghampiri.

Secara kepengerusuan
partai, PAN memiliki segudang kaders atau pengurus yang memiliki kemampuan
lebih dalam menjalankan roda partai. Suhardi Kasman yang saat ini menjabat
sebagai wakil ketua DPW PAN sebenarnya mampu mengemban tugas itu, hanya saja
tidak memberanikan diri pada posisi yang dianggap sangat krusial itu. Dirinya
menegaskan, cukup sudah selama ini pucuk kepemimpinan PAN selalu diduduki orang
diluar partai alias bukan dari kaders partai.

“Di PAN banyak kaders
yang mampu, kok kenapa harus orang dari luar lagi, kalau dari luar terus, kapan
orang giliran orang dalam ?,” tanya Abdul Rahim seraya mengatakan, dalam
sambutan yang disampaikan Suhardi Kasman tentu memberikan sinyal bahwa memang
benar kaders yang dimiliki PAN  sudah
siap untuk menjemput bola. “ Kita sudah bisa membaca, PAN mempunyai kader yang
memiliki kemampuan,” jelasnya. (Ind/red).





Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan