HALBAR, BRN
- Limbah tak selamanya hanya menjadi sampah. Dengan
sedikit tangan tangan kreatifitas, limbah yang tadinya tidak bernilai bisa
diubah menjadi 'mesin penghasil uang'.
Salah satu contohnya cangkang atau batok kelapa.
Batok kelapa lazimnya bisa dimanfaatkan untuk menjadi
arang. Namun ternyata, batok kelapa ini masih bisa diubah menjadi barang yang
lebih bernilai dari sekadar arang. Ditangan kelompok pemuda Desa Bobanehena,
Kecamatan Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat (Halbar),
batok kepala dapat disulap menjadi kerajinan-kerajinan unik seperti souvenir dan
cangkir.
Kelompok
pemuda kreatif ini menyulap batok kelapa menjadi bahan ekonomis bernilai tinggi.
Berbagai macam bentuk kerajinan tangan pun dihasikanl dari batok kelapa. Koordinator
Pemuda kreatif Bobanehena, Benyamin Utomo mengakui lahirnya ide ini belakangan
anjloknya harga kopra. Hasil olahan dari batok kelapa sudah terjual kepasar
lokal Maluku Utara. “ Ide untuk mengubah tempurung kelapa menjadi kerajinan
bernilai ekonomi tinggi sudah ada sejak lama,” akunya.
Selain
anjloknya harga kopra, juga banyaknya batok (tempurung)
kelapa yang ada di Desa Bobanehena. Kelompok pemuda mencoba mengembangkan
kerajinan menjadi cangkir dan souvenir. Kerajinan pun mulai diminati banyak
orang. “ Kami mulai berpikir untuk mengembangkan meski bermodalkan peralatan
yang sederhana. Kini sudah memiliki peralatan yang lebih modern,” kata Benyamin,
Senin (7/1).
Saat
ditemui Kordinator Pemuda kreatif, Benyamin Utomo menyatakan bahwa saat pertama
membuat kerajinan dari tempurung kelapa, kami hanya menggunakan alat sederhana.
Cuma gergaji, tapi sekarang telah lengkap alatnya jadi dalam proses
pembuatannya lebih mudah.
Amatan
Brindonews.com, para pemuda ini memilah
satu persatu tempurung kelapa. Untuk
dibuat menjadi sebuah cangkir. Permukaan tempurung kemudian di haluskan, bagian
dalam dibersihkan menggunakan penyikat. Tak
butuh waktu lama, cangkir tempurung kelapa lengkap dengan pegangannya pun siap
dipasarkan.
Cangkir
yang mengkilap dilapisi melamin tampak
natural dan menarik. Kerajinan terbuat dari
perkakas rumah tangga ini dijual dengan harga yang cukup terjangkau. Mulai dari
Rp 10 ribu sampai Rp 250 ribu. Tentu tarif yang dipatoknya berdasarkan tingkat
kerumitan pembuatannya.
Untuk
memasarkan karyanya, mereka tidak begitu ambil pusing memanfaatkan media sosial
dan situs jual beli. Untuk bahan baku, mereka mengaku tidak kesulitan karena
batok kelapa didapat sangat mudah. (Yadi/red)